Rabu, 26 Juni 2019

Praktikum Profil Tanah



Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah


PROFIL TANAH











NAMA                        : NUR HIJRAH
NIM                            : G11115076
KELAS                       : DDIT C
KELOMPOK             : 8
ASISTEN                   : RIRIN DYAH RAHAYU


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015


l. PENDAHULUAN
1.1              latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Jenis tanah disetiap daerah pun berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda. Sebagian tanah mengacuh pada pola utama lapisan tanah yang terkadang di sebut lapisan tanah ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutan sebagai berikut : O-A-B-C-R. Huruf O menunjukkan kata “organik“, lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan mineral organic dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi.
Lapisan O ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada diatas tanah, yang sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri. Lapiasa A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga di beri huruf A. kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun sering kali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dari lapisan O. lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak material organic. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A di kenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologis. Organisme tanah seperti cacing tanah, antropoda, nematode, jamur dan berbagai spesies bakteri archaea terkonsetrasi disini dan sering kali berhubungan dengan akar tanaman. Lapisan B umumnya disebut lapisan tanah bawah dan mengandung lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau aluminium atau mineral organic yang sampai kelapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat miskin mineral organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan atau kemerahan akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A. lapisan C dinamakan karena dibawah A dan B. lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah.
Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk. Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan yang ada di atasnya, lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya. Tanah merupakan dasar terbentuknya suatu daratan. Tanah sangat vital peranannya bagi kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang beronggarongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagi mikroorganisme. Bagi hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri dapat tererosi. Tanah adalah mineral yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuh tanaman (SSSA, Glossary of soil science Term). Kebanyakan tanah terbentuk dari pelapukan batuan dari mineral ( kuarsa, feldspar, mika, hornblede, kalsit, dan gypsum), meskipun ada yang berasal dari tumbuhan ( gambut/peat, Histosol). Factor- factor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui profil tanah.

1.2              Tujuan dan kegunaan pustaka
Tujuan praktikum profil tanah adalah
1.      Mendemonstrasikan bagaimana profil tanah dibuat dan diamati;
2.      Mendemonstrasikan kepada mahasiswa kenampakan dari profil tanah secara utuh;
3.      Menjelaskan bagaimana pencirian horizon-horizon tanh;
4.      Mendemonstrasikan dan menjelaskan pembentukan tanh dari bahan induknya; dan
5.      Bagaiman mencatat hasil dan pengamatan suatu profil tanah.



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PROFIL TANAH
Menurut Hanafiah (2005), secara vertical tanah didifferensiasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masing sebagai konsekuensi bekerjanya factor-faktor lingkungan terhadap : (1) bahaninduk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organic sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral nonbahan-induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa aliran air. Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi, setebal 100 – 120 cm disebut sebagai profil tanah.
            Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas hingga kebebatuan bahan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan terartas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah,horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah yang dikemukakan oleh (Hanafiah, 2005).
            Hanafiah ( 2005 ), meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O – A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dari bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija, dan sesayuran yang paling berperan adalah kedalaman dibawah 20 cm. oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah. Namun bagi tetanaman perkebunan dan kehutanan (pepohonan) untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber hara dan air.
            Karakter tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah yang masih muda masih mencerminkan struktur mineral asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat ditentukan dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada masing-masing aliran ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam – dalam oleh aliran lava, debu vulkanik, endapan glasial, atau sedimen ( Suganda, 2014 ).
            Sifat dari bahan induk sangat mempengaruhi pembentukan tanah muda, sifat bahan induk berpengaruh berpengaruh pada perkembangan tanah termaksud tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan – bahan dikarenakan oleh erosi ( Forth, 1988 ).
            Menurut Hanafiah (2005), kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah ini antara lain adalah untuk mengetahui:
1)      kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indicator potensi kedalaman akar tanaman untuk berpenetrasi, makin dagkal berarti makin tipis system perakarannya, sehingga jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk tumbang. Informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan teknik penanamannya.
2)      Kelengkapan atau differensiasi horizon pada profil tanah merupakan indicator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis) yang telah dilaluinya, makin lengkap atau makin differensiasi horizon-horizon tanah berarti makin tua umur tanah,namun kelengkapan atau differensiasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi. Pada tanah-tanah muda seperti Regosol, yang banyak terdapat di sekitar Indralaya, OI Sumatera selatan, profilnya dapat tanpa horizon. Pada tanah dewasa seperti andosol, yang banyak terdapat di Kabupaten Muara Enim dan lahat, Sumatrera Selatan, profilnya lengkap. Sedangkan pada tanah-tanah tua seperti Podsolik disekirtar Palembang dan Prabumulih serta tanah latosol di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, yang telah tererosi berat atau telah mengalami pencucian intensif mempunyai profil yang umumnya tanpa atau sedikit lapisan olah (horizon O dan A ).
3)      Warna tanah merupakan indicator sifat kimiawi tanah. Tanah yang berwarna gelap berarti banyak mengandung bahan organic tanah atau belum mengalami pelindihan (leaching) hara secara intensif, sehingga relative subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berarti berBOT (bahan organic tanah) rendah atau telah menngalami pelindihan hara intensif, sehingga relative miskin. Tanah yang berwarna homogen  bersih menunjukkan sirkulasi udara (aerasi) dan airnya (drainase) baik, berarti kadar oksigennya cuukup, sehingga proses oksidasi berjalan baik, sedangkan tanah yang berwarna tak bersih atau berbercak menunjukkan aerasi dan drainasenya tidak baik, sehinggaproses reduksi dan oksidasinya terjadi secara bergantian. proses reduksi yang lama pada tanah kering berkadar besi tinggi akan menimbilkan bercak-bercak senyawa ferro yang berwarna kekuningan, sedangkan proses oksidasi yang lama pada tanah rawa akan menghasilkan senyawa ferri yang berwarna kecoklat-merahan.
2.2 sifat-sifat tanah
Menuru Hanafiah (2005), bagi tetanaman fungsi pertama tanah sebagi media tumbuh adalah sebagai tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia didalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melengkapi kebutuhan baik berupa ion-ion anorganik seperti N, P, K, dan lain-lain, senyawa organic sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh seperti vitamin, hormone dan asam-asam  organic (sifat fisik, kimiawi dan biologis tanah). Kebutuhan suplai hara dari tanah ini makin meniingkat selaras makin menipisnya cadangan dari benih, hingga 100% tergantung pada tanah juga dari air hujan) pada saat habisnya cadangan ini. Bahkan pada tanaman yang ditanam berupa bibit/anakan, ketergantungan ini bersifat mutlak sejak penanaman. Indicator kecukupan air dan nutrisi yang dapat disediakan tanah dicerminkankan oleh kualitas pertumbuhan trumbus dan produksi tanaman yang tumbuh diatasnya.
2.2.1 Sifat Fisika Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987), sifat sifat fisika tanah terdiri dari:
a.       Batas Batas horison, dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang dari 2,5 cm  dan berangsur.
b.      Warna tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan apabila makin tinggi bahan organik , warna tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase buruk  yaitu daerah yg selalu tergenang air seluruh tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam keadaan reduksi. Pada tanah yang berdrainase baik yaitu tanah  yang tidak perna terendam air  terdapat dalam keadaan oksidasi.
c.       Tesktur tanah tekstur tanah menujukkan halus kasarnya  tanah dari fraksi tanah halus. Tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur tanah yaitu: kasar, agak kasar, sedang, agak halus, dan halus.
d.      Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. struktur ini terjadi karna butir-butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain lain.
e.       Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir- butir tanah dengan benda lain. Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
f.       Drainase tanah. Kelas drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam penampang tanah.
g.      Bulk density (kerapatan lindat).Menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.

2.2.2   Sifat Kimia Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
a.       Reaksi tanah (ph tanah). Menunjukan sifat keasaman tanah yang dinyatakn dengan nilai ph. Nilai ph menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen di dalam tanah semkin masam tanah tersebut.
b.      Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halusSehingga membenuk permukaan yang tinggi persatuan berat .koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi reaksi fsikokimia di dalam tanah.
c.       Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100g.
d.      Pertukaran anion banyak ditemukan pada mineral liat amorf, dan liat al dan fe-oksida.
e.       Kejenuhan basa menunjukan perbandingan antara jumlah kation kation basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah.

2.2.3 Sifat Biologi Tanah
Menurut (Hardjowigeno 2003) sifat-sifat biologi tanah terdiri dari:
a.       Makro fauna
Makro fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi: hewan hewan besar pelubang tanah, cacing tanah. Hewan-hewan besar pelubang tanah seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah kesuburan serta struktur tanah. Cacing tanah mengaduk tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan lebih muda ditembus akar.
b.      Makro flora
Tanaman tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic dan penyimpan energy surya.Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah sehingga menyediakan makanan dan energy bagi hewan tanah dan mikro flora.
c.       Mikro flora
Bakteri, fungi dan actinomicetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi sat perekat yang tidak mudah larut dalam air.

  
lll. METODE PERCOBAAN
3.1       Letak geografis dan administrasi
3.1.1    Letak geografis
Letak geografis profil tanah dilakukan di Area Teaching Farm Kampus Universitas Hasanuddi, Makassar. Adapun letak astronomis lokasi yaitu LA 05°07.605’S. LU11928.904’E.

3.1.2    letak administrasi
Lokasi pengamatan profil tanah adalah di wilayah Experimental Farm, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
·         Sebelah Utara                   : Pemukiman Penduduk
·         Sebelah Timur                  : Kebun Ex-Farm Jurusan Agronomi Pertanian
                                            Universitas Hasanuddin
·         Sebelah Selatan                : Politeknik Negeri Ujung Pandang
·         Sebelah Barat                   : Kebun Ex-Farm Jurusan Agronomi Pertanian
                                           Universitas Hasanuddin
3.2       Tempat dan waktu
Pengamatan profil tanah di laksanakan di Experimental Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanudddin, Makassar. Pada hari sabtu, tanggal  Pukul 14.00 – 17.00 WITA.

3.3  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu : Cangkul, Ring Sample, Sekop, Linggis, Meteran, Parang, Meteran Bar, Buku Pedoman, Cutter, Air secukupnya, Kantong gula, Kantong hitam besar, Kertas label Selotip dan GPS. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel tanah terganggu dan sampel tanah utuh.
  
3.4       Prosedur kerja
3.4.1    Penggalian profil tanah
Beberapa syarat yang diperhatikan dalam proses pembuatan profil tanah, yaitu :
1.              Lubang penampang harus besar, supaya orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan dengan lancer.
2.             Ukuran penampang
3.             Tanah bekas galian jangan ditumpuk diatas sisi penampang pemeriksaan.
4.             Penampang pewakil adalah tanah yang belum pernah mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
5.             Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus di keluarkan sebelum pengamatan.
6.             Lakukan penganatan pada sinar matahari cukup ( tidak terlalu pagi atau sore).
3.4.2    Pengambilan sampel tanah terganggu
Langkah – langkah dalam pengambilan sampel tanah terga nggu adalah sbb:
a.       Menggali tanah pada bagian penampang tanah (lapisan 1-3) yang diamati dengan menggunakan cutter, sendok semen, atau linggis,
b.      Memasukkan tanah tersebut kedalam kantong plastik,
c.       Berilah label lapisan tanah pada masing-masing kantong plastik.
3.4.3  Pengambilan sampel tanah utuh
Prosedur pengambilan sampel tanah utuh sebagai berikut :
1.             Carilah permukaan tanah yang rata
2.             Bersihkan permukaan tanah yang ingin diambil, kemudian letakkan ring   sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah)
3.             Tekan ring sampel sampai terisi penuh dengan tanah ( hati-hati jangan sampai ada retakan yang disebabkan pukulan yang keras seperti menginjak-injak.
4.             Setelah ring sampel terisi penuh, kemudian diangkat secara perlahan-lahan dan jangan biarkan potongan cekung kedalam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter
Lapisan
I
II
III
Kedalaman Lapisan
0-20 cm
21-70 cm
˃70 cm
Batasan Lapisan
Berangsur
Berangsur
Berangsur
Topografi Batas Lapisan
Tidak teratur
Tidak teratur
Tidak teratur
Warna
Merah Kekuningan
Merah Kekuningan
Merah gelap
Tekstur
Liat Berdebu
Liat Berpasir
Liat berdebu
Struktur
Granular
Granular
Granular
Drainase
Baik
Baik
Baik
Perakaran
Kasar(sedikit)
Kasar(sedang)
Halus(Banyak)

Tidak plastis
Tidak plastis
Agak plastis

4.2 Pembahasan
Berdasarkan table hasil pengamatan diatas dijelaskan bahwa penampang profil terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan I, II, dan III. Selanjutnya akan dijelaskan satu persatu.
            Lapisan l memiliki kedalamn 0-20 cm, dengan batas lapisan berangsur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2007), bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan ketajaman peralihan horizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur dan baur. Dan topografi batas lapisan tidak teratur adanya batasan lapisan dan topografi lapisan – lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani ( 1987 ), yang menyatakan bahwa lapisan - lapisan yang terbentuk pada profil dapat dikatakan dapat selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya agak kabur dan berombak. Serta memiliki warna merah kekuningan, dengan tekstur liat berdebu diman penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari uji dengan menggunakan metode feeling dilapangan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, dan yang saya rasakan sedikit lengket dan licin. Hal ini sesuai pendapat Hardjowigeno (1987), yang menyatakan bahwa dilapangan, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijat tanah diantara jari – jari, sambil dirasakan halus kasarnya yang dirasakn antar butir – butir pasir, debu dan liat. Dalam lapisan l yaitu granuler dimana Hardjowigeno (1987), mengemukakan bahwa gumpalan – gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda – beda. Konsentrasi tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Pada lapisan l  konsentrasi tanah tidak elastis, hal ini dikarenakan setelah dilakukan metode feeling agregat tanah yang diambil lalu di beri air tidak dapat membentuk pita. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah basah adalah tanah yang kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas.
                        Lapisan ll memiliki kedalamn 21-70 cm, dengan batas lapisan berangsur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2007), bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan ketajaman peralihan horizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur dan baur. Dan topografi batas lapisan tidak teratur adanya batasan lapisan dan topografi lapisan – lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani ( 1987 ), yang menyatakan bahwa lapisan - lapisan yang terbentuk pada profil dapat dikatakan dapat selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya agak kabur dan berombak. Serta memiliki warna merah kekuningan, dengan tekstur liat berpasir dimana penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari uji dengan menggunakan metode feeling dilapangan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, dan yang saya rasakan sedikit lengket dan licin. Hal ini sesuai pendapat Hardjowigeno (1987), yang menyatakan bahwa dilapangan, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijat tanah diantara jari – jari, sambil dirasakan halus kasarnya yang dirasakn antar butir – butir pasir, debu dan liat. Dalam lapisan ll yaitu granuler dimana Hardjowigeno (1987), mengemukakan bahwa gumpalan – gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda – beda. Konsentrasi tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Pada lapisan ll  konsentrasi tanah tidak plastis, hal ini dikarenakan setelah dilakukan metode feeling agregat tanah yang diambil lalu di beri air tidak dapat membentuk pita. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah basah adalah tanah yang kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas.
            Lapisan lll memiliki kedalamn ˃70 cm, dengan batas lapisan berangsur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2007), bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan ketajaman peralihan horizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur dan baur. Dan topografi batas lapisan tidak teratur adanya batasan lapisan dan topografi lapisan – lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani ( 1987 ), yang menyatakan bahwa lapisan - lapisan yang terbentuk pada profil dapat dikatakan dapat selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya agak kabur dan berombak. Serta memiliki warna merah gelap, dengan tekstur liat berdebu dimana penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari uji dengan menggunakan metode feeling dilapangan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, dan yang saya rasakan sedikit lengket dan licin. Hal ini sesuai pendapat Hardjowigeno (1987), yang menyatakan bahwa dilapangan, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijat tanah diantara jari – jari, sambil dirasakan halus kasarnya yang dirasakn antar butir – butir pasir, debu dan liat. Dalam lapisan lll yaitu granuler dimana Hardjowigeno (1987), mengemukakan bahwa gumpalan – gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda – beda. Konsentrasi tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Pada lapisan lll  konsentrasi tanah agak plastis, hal ini dikarenakan setelah dilakukan metode feeling agregat tanah yang diambil lalu di beri air tidak dapat membentuk pita. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah basah adalah tanah yang kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas.

        
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a.    Lapisan pertama mempunyai kedalaman 0- 20 cm dan memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur liat berdebu,dan warna merah kehitaman.
b.    Lapisan kedua mempunyai kedalaman 20-70 cm dan memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur  lempung berdebu, dan warna merah kecoklatan.
c.    Lapisan ketiga mempunyai kedalaman 70-90 cm dan memiliki batasan berbaur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur liat, dan warna merah.
d.   Faktor-faktor pembentukan tanah yaitu: kemeringan, material asal, organisme hidup, waktu, dan iklim.

5.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan praktikum ini diharapkan keseriusnya, agar tidak sia-sia melakukan praktikum ini. Pada saat pengamatan suasananya sangat panas sehingga warna pada setiap lapisan tanah tidak begitu jelas, dan persiapan harus lebih efektif lagi khususnya persiapan profil tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Forth, D. Hendry, 1988 Dasar-dasar ilmu tanah.  Gadja Mada Universitty Press: Yogyakarta
Hanafiah, M.S . 2005. Dasar-dasar ilmu tanah. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Hardjowigeno 2003. Dasar-dasar ilmu tanah.  Rajawali pres, Jakarta.
Hardjowigeno 2005. Dasar-dasar ilmu tanah.  Rajawali pres, Jakarta
Sotedjo1991. Pengantar ilmi  Tanah PT.  Rineka Cipta: Jakarta
















c.         Penampang melintang profil                 d. Pengambilan sampel utuh
 






                                                                                             




Tidak ada komentar:

Posting Komentar