Laporan
Praktikum
Dasar-Dasar
Ilmu Tanah
PROFIL TANAH
NAMA :
NUR HIJRAH
NIM :
G11115076
KELAS :
DDIT C
KELOMPOK :
8
ASISTEN :
RIRIN DYAH RAHAYU
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
l.
PENDAHULUAN
1.1
latar
Belakang
Tanah adalah bagian
kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Jenis tanah disetiap
daerah pun berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan
udara merupakan bagian dari tanah. Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau
empat lapisan yang berbeda. Sebagian tanah mengacuh pada pola utama lapisan
tanah yang terkadang di sebut lapisan tanah ideal. Setiap lapisan ditandai
dengan huruf, dengan urutan sebagai berikut : O-A-B-C-R. Huruf O menunjukkan
kata “organik“, lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini didominasi
oleh keberadaan mineral organic dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai
tingkat dekomposisi.
Lapisan
O ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada diatas tanah, yang
sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri. Lapiasa A adalah lapisan atas
dari tanah, sehingga di beri huruf A. kondisi teknis dari lapisan A mungkin
bervariasi, namun sering kali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif
lebih dari lapisan O. lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada
lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak material organic. Dan
mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat.
Lapisan A di kenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologis.
Organisme tanah seperti cacing tanah, antropoda, nematode, jamur dan berbagai
spesies bakteri archaea terkonsetrasi disini dan sering kali berhubungan dengan
akar tanaman. Lapisan B umumnya disebut lapisan tanah bawah dan mengandung
lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau
aluminium atau mineral organic yang sampai kelapisan tersebut oleh suatu proses
kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat
miskin mineral organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan atau kemerahan
akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A. lapisan C
dinamakan karena dibawah A dan B. lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh
keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah.
Lapisan
C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan.
Lapisan C juga mengandung material induk. Lapisan R didefinisikan sebagai
lapisan yang mengalami sebagian pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda
dengan lapisan yang ada di atasnya, lapisan ini sangat padat dan keras dan
tidak bisa digali dengan tangan.
Tanah
merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya. Tanah
merupakan dasar terbentuknya suatu daratan. Tanah sangat vital peranannya bagi
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan
hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang beronggarongga
juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagi mikroorganisme. Bagi hewan darat, tanah menjadi
lahan untuk hidup dan bergerak. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri dapat
tererosi. Tanah adalah mineral yang tidak padat yang terletak di permukaan
bumi, sebagai media untuk menumbuh tanaman (SSSA, Glossary of soil science
Term). Kebanyakan tanah terbentuk dari pelapukan batuan dari mineral ( kuarsa,
feldspar, mika, hornblede, kalsit, dan gypsum), meskipun ada yang berasal dari
tumbuhan ( gambut/peat, Histosol). Factor- factor yang mempengaruhi pembentukan
tanah yaitu bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu. Berdasarkan
uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui profil tanah.
1.2
Tujuan
dan kegunaan
pustaka
Tujuan praktikum profil
tanah adalah
1.
Mendemonstrasikan
bagaimana profil tanah dibuat dan diamati;
2.
Mendemonstrasikan
kepada mahasiswa kenampakan dari profil tanah secara utuh;
3.
Menjelaskan bagaimana
pencirian horizon-horizon tanh;
4.
Mendemonstrasikan dan
menjelaskan pembentukan tanh dari bahan induknya; dan
5.
Bagaiman mencatat hasil
dan pengamatan suatu profil tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PROFIL TANAH
Menurut Hanafiah
(2005), secara vertical tanah didifferensiasi membentuk horizon-horizon
(lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan
warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masing
sebagai konsekuensi bekerjanya factor-faktor lingkungan terhadap : (1)
bahaninduk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organic
sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral nonbahan-induk yang berasal
dari letusan gunung api, atau yang terbawa aliran air. Susunan horizon-horizon
tanah dalam lapisan permukaan bumi, setebal 100 – 120 cm disebut sebagai profil
tanah.
Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan
paling atas hingga kebebatuan bahan induk tanah (regolit), yang biasanya
terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan terartas yang masih
dipengaruhi cuaca disebut solum tanah,horizon
O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah yang
dikemukakan oleh (Hanafiah, 2005).
Hanafiah ( 2005 ), meskipun tanah terdiri dari beberapa
horizon, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O – A (lapisan
atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dari bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman
berakar dangkal seperti padi, palawija, dan sesayuran yang paling berperan
adalah kedalaman dibawah 20 cm. oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada
lapisan setebal ini, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah. Namun bagi tetanaman perkebunan dan kehutanan
(pepohonan) untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber
hara dan air.
Karakter tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah
yang masih muda masih mencerminkan struktur mineral asalnya. Tanah yang sudah
dewasa akan lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi
dapat ditentukan dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada
masing-masing aliran ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam – dalam oleh
aliran lava, debu vulkanik, endapan glasial, atau sedimen ( Suganda, 2014 ).
Sifat dari bahan induk sangat mempengaruhi pembentukan
tanah muda, sifat bahan induk berpengaruh berpengaruh pada perkembangan tanah
termaksud tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan
tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus
menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama
stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman
perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju
perpindahan bahan – bahan dikarenakan oleh erosi ( Forth, 1988 ).
Menurut Hanafiah (2005), kegunaan langsung dari
pengamatan profil tanah ini antara lain adalah untuk mengetahui:
1) kedalaman
lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indicator potensi kedalaman akar
tanaman untuk berpenetrasi, makin dagkal berarti makin tipis system
perakarannya, sehingga jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin
mudah tanaman untuk tumbang. Informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih
jenis tanaman dan teknik penanamannya.
2)
Kelengkapan atau
differensiasi horizon pada profil tanah merupakan indicator umur tanah atau
proses-proses pembentukan (genesis) yang telah dilaluinya, makin lengkap atau
makin differensiasi horizon-horizon tanah berarti makin tua umur tanah,namun
kelengkapan atau differensiasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur
apabila tanah mengalami erosi. Pada tanah-tanah muda seperti Regosol, yang
banyak terdapat di sekitar Indralaya, OI Sumatera selatan, profilnya dapat
tanpa horizon. Pada tanah dewasa seperti andosol,
yang banyak terdapat di Kabupaten Muara Enim dan lahat, Sumatrera Selatan,
profilnya lengkap. Sedangkan pada tanah-tanah tua seperti Podsolik disekirtar
Palembang dan Prabumulih serta tanah latosol
di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, yang telah tererosi berat atau telah
mengalami pencucian intensif mempunyai profil yang umumnya tanpa atau sedikit
lapisan olah (horizon O dan A ).
3)
Warna tanah merupakan
indicator sifat kimiawi tanah. Tanah yang berwarna gelap berarti banyak
mengandung bahan organic tanah atau belum mengalami pelindihan (leaching) hara
secara intensif, sehingga relative subur, sedangkan tanah yang berwarna terang
atau pucat berarti berBOT (bahan organic tanah) rendah atau telah menngalami
pelindihan hara intensif, sehingga relative miskin. Tanah yang berwarna homogen
bersih menunjukkan sirkulasi udara (aerasi) dan airnya (drainase)
baik, berarti kadar oksigennya cuukup, sehingga proses oksidasi berjalan baik,
sedangkan tanah yang berwarna tak bersih atau berbercak menunjukkan aerasi dan
drainasenya tidak baik, sehinggaproses reduksi dan oksidasinya terjadi secara
bergantian. proses reduksi yang lama pada tanah kering berkadar besi tinggi
akan menimbilkan bercak-bercak senyawa ferro yang berwarna kekuningan,
sedangkan proses oksidasi yang lama pada tanah rawa akan menghasilkan senyawa
ferri yang berwarna kecoklat-merahan.
2.2 sifat-sifat tanah
Menuru
Hanafiah (2005), bagi tetanaman fungsi pertama tanah sebagi media tumbuh adalah
sebagai tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi
(hara) masih tersedia didalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar
muda, kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan
ini menipis, untuk melengkapi kebutuhan baik berupa ion-ion anorganik seperti
N, P, K, dan lain-lain, senyawa organic sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh
seperti vitamin, hormone dan asam-asam
organic (sifat fisik, kimiawi dan biologis tanah). Kebutuhan suplai hara
dari tanah ini makin meniingkat selaras makin menipisnya cadangan dari benih,
hingga 100% tergantung pada tanah juga dari air hujan) pada saat habisnya
cadangan ini. Bahkan pada tanaman yang ditanam berupa bibit/anakan,
ketergantungan ini bersifat mutlak sejak penanaman. Indicator kecukupan air dan
nutrisi yang dapat disediakan tanah dicerminkankan oleh kualitas pertumbuhan
trumbus dan produksi tanaman yang tumbuh diatasnya.
2.2.1 Sifat Fisika Tanah
Menurut
(hardjowigeno 1987), sifat sifat fisika tanah terdiri dari:
a. Batas Batas
horison, dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison
ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang
dari 2,5 cm dan berangsur.
b. Warna tanah
merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan apabila
makin tinggi bahan organik , warna tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase
buruk yaitu daerah yg selalu tergenang
air seluruh tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam keadaan
reduksi. Pada tanah yang berdrainase baik yaitu tanah yang tidak perna terendam air terdapat dalam keadaan oksidasi.
c. Tesktur
tanah tekstur tanah menujukkan halus kasarnya
tanah dari fraksi tanah halus. Tanah dikelompokkan ke dalam beberapa
tekstur tanah yaitu: kasar, agak kasar, sedang, agak halus, dan halus.
d. Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. struktur ini terjadi
karna butir-butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat
seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain lain.
e. Konsistensi
menunjukkan kekuatan daya kohesi butir- butir tanah dengan benda lain. Tanah
yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah.
f. Drainase
tanah. Kelas drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala
pengaruh air dalam penampang tanah.
g. Bulk density
(kerapatan lindat).Menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan
volume tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk
kepadatan tanah.
2.2.2 Sifat Kimia Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat-sifat kimia tanah
terdiri dari:
a. Reaksi tanah
(ph tanah). Menunjukan sifat keasaman tanah yang dinyatakn dengan nilai ph.
Nilai ph menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen di dalam tanah semkin
masam tanah tersebut.
b. Koloid tanah
adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halusSehingga membenuk
permukaan yang tinggi persatuan berat .koloid tanah merupakan bagian tanah yang
sangat aktif dalam reaksi reaksi fsikokimia di dalam tanah.
c. Kapasitas
tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100g.
d. Pertukaran
anion banyak ditemukan pada mineral liat amorf, dan liat al dan fe-oksida.
e. Kejenuhan
basa menunjukan perbandingan antara jumlah kation kation basa dengan jumlah
semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah.
2.2.3 Sifat Biologi Tanah
Menurut (Hardjowigeno 2003) sifat-sifat biologi tanah
terdiri dari:
a. Makro fauna
Makro fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi:
hewan hewan besar pelubang tanah, cacing tanah. Hewan-hewan besar pelubang
tanah seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan
mengubah kesuburan serta struktur tanah. Cacing tanah mengaduk tanah dan
memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan
lebih muda ditembus akar.
b. Makro flora
Tanaman tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic
dan penyimpan energy surya.Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah sehingga
menyediakan makanan dan energy bagi hewan tanah dan mikro flora.
c. Mikro flora
Bakteri, fungi dan actinomicetes membantu pembentukan
struktur tanah yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi
sat perekat yang tidak mudah larut dalam air.
lll. METODE PERCOBAAN
3.1
Letak geografis dan administrasi
3.1.1 Letak geografis
Letak geografis profil tanah dilakukan di Area
Teaching Farm Kampus Universitas Hasanuddi, Makassar. Adapun letak astronomis
lokasi yaitu LA 05°07.605’S. LU11928.904’E.
3.1.2 letak administrasi
Lokasi pengamatan
profil tanah adalah di wilayah Experimental Farm, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar, dengan batas-batas administrasi sebagai
berikut :
·
Sebelah Utara : Pemukiman Penduduk
·
Sebelah Timur : Kebun Ex-Farm Jurusan
Agronomi Pertanian
Universitas
Hasanuddin
·
Sebelah Selatan : Politeknik Negeri Ujung Pandang
·
Sebelah Barat : Kebun Ex-Farm Jurusan
Agronomi Pertanian
Universitas Hasanuddin
3.2
Tempat dan waktu
Pengamatan profil tanah
di laksanakan di Experimental Farm, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanudddin, Makassar. Pada hari sabtu, tanggal
Pukul 14.00 – 17.00 WITA.
3.3
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum yaitu : Cangkul, Ring Sample, Sekop, Linggis, Meteran, Parang,
Meteran Bar, Buku Pedoman, Cutter, Air secukupnya, Kantong gula, Kantong hitam
besar, Kertas label Selotip dan GPS. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
sampel tanah terganggu dan sampel tanah utuh.
3.4 Prosedur kerja
3.4.1 Penggalian profil tanah
Beberapa
syarat yang diperhatikan dalam proses pembuatan profil tanah, yaitu :
1.
Lubang penampang harus besar, supaya orang
dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan dengan
lancer.
2.
Ukuran penampang
3.
Tanah bekas galian
jangan ditumpuk diatas sisi penampang pemeriksaan.
4.
Penampang pewakil
adalah tanah yang belum pernah mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh
dari pemukiman.
5.
Jika berair, maka air
yang berada dalam penampang harus di keluarkan sebelum pengamatan.
6.
Lakukan penganatan pada
sinar matahari cukup ( tidak terlalu pagi atau sore).
3.4.2 Pengambilan sampel tanah terganggu
Langkah
– langkah dalam pengambilan sampel tanah terga nggu adalah sbb:
a. Menggali
tanah pada bagian penampang tanah (lapisan 1-3) yang diamati dengan menggunakan
cutter, sendok semen, atau linggis,
b. Memasukkan
tanah tersebut kedalam kantong plastik,
c. Berilah
label lapisan tanah pada masing-masing kantong plastik.
3.4.3 Pengambilan sampel tanah utuh
Prosedur pengambilan sampel tanah
utuh sebagai berikut :
1.
Carilah permukaan tanah
yang rata
2.
Bersihkan permukaan
tanah yang ingin diambil, kemudian letakkan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap
ke bawah)
3.
Tekan ring sampel
sampai terisi penuh dengan tanah ( hati-hati jangan sampai ada retakan yang
disebabkan pukulan yang keras seperti menginjak-injak.
4.
Setelah ring sampel
terisi penuh, kemudian diangkat secara perlahan-lahan dan jangan biarkan
potongan cekung kedalam.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lapisan
|
|||
I
|
II
|
III
|
|
Kedalaman
Lapisan
|
0-20 cm
|
21-70 cm
|
˃70 cm
|
Batasan
Lapisan
|
Berangsur
|
Berangsur
|
Berangsur
|
Topografi
Batas Lapisan
|
Tidak
teratur
|
Tidak
teratur
|
Tidak
teratur
|
Warna
|
Merah
Kekuningan
|
Merah
Kekuningan
|
Merah
gelap
|
Tekstur
|
Liat
Berdebu
|
Liat
Berpasir
|
Liat
berdebu
|
Struktur
|
Granular
|
Granular
|
Granular
|
Drainase
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Perakaran
|
Kasar(sedikit)
|
Kasar(sedang)
|
Halus(Banyak)
|
Tidak plastis
|
Tidak plastis
|
Agak plastis
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
table hasil pengamatan diatas dijelaskan bahwa penampang profil terdiri atas
tiga lapisan yaitu lapisan I, II, dan III. Selanjutnya akan dijelaskan satu
persatu.
Lapisan l memiliki kedalamn 0-20 cm,
dengan batas lapisan berangsur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno
(2007), bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan ketajaman peralihan horizon
dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur dan baur. Dan
topografi batas lapisan tidak teratur adanya batasan lapisan dan topografi
lapisan – lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani ( 1987 ),
yang menyatakan bahwa lapisan - lapisan yang terbentuk pada profil dapat
dikatakan dapat selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya agak
kabur dan berombak. Serta memiliki warna merah kekuningan, dengan tekstur liat
berdebu diman penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari uji dengan
menggunakan metode feeling dilapangan dengan memijit tanah basah diantara
jari-jari, dan yang saya rasakan sedikit lengket dan licin. Hal ini sesuai
pendapat Hardjowigeno (1987), yang menyatakan bahwa dilapangan, tekstur tanah
dapat ditentukan dengan memijat tanah diantara jari – jari, sambil dirasakan
halus kasarnya yang dirasakn antar butir – butir pasir, debu dan liat. Dalam
lapisan l yaitu granuler dimana Hardjowigeno (1987), mengemukakan bahwa
gumpalan – gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang
berbeda – beda. Konsentrasi tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Pada
lapisan l konsentrasi tanah tidak elastis,
hal ini dikarenakan setelah dilakukan metode feeling agregat tanah yang diambil
lalu di beri air tidak dapat membentuk pita. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah
basah adalah tanah yang kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab
adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas.
Lapisan ll memiliki
kedalamn 21-70 cm, dengan batas lapisan berangsur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hardjowigeno (2007), bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan ketajaman
peralihan horizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur
dan baur. Dan topografi batas lapisan tidak teratur adanya batasan lapisan dan
topografi lapisan – lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani
( 1987 ), yang menyatakan bahwa lapisan - lapisan yang terbentuk pada profil
dapat dikatakan dapat selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya
agak kabur dan berombak. Serta memiliki warna merah kekuningan, dengan tekstur
liat berpasir dimana penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari uji dengan
menggunakan metode feeling dilapangan dengan memijit tanah basah diantara
jari-jari, dan yang saya rasakan sedikit lengket dan licin. Hal ini sesuai
pendapat Hardjowigeno (1987), yang menyatakan bahwa dilapangan, tekstur tanah
dapat ditentukan dengan memijat tanah diantara jari – jari, sambil dirasakan
halus kasarnya yang dirasakn antar butir – butir pasir, debu dan liat. Dalam
lapisan ll yaitu granuler dimana Hardjowigeno (1987), mengemukakan bahwa
gumpalan – gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang
berbeda – beda. Konsentrasi tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Pada
lapisan ll konsentrasi tanah tidak plastis,
hal ini dikarenakan setelah dilakukan metode feeling agregat tanah yang diambil
lalu di beri air tidak dapat membentuk pita. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah
basah adalah tanah yang kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab
adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas.
Lapisan lll memiliki kedalamn ˃70
cm, dengan batas lapisan berangsur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno
(2007), bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan ketajaman peralihan horizon
dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur dan baur. Dan
topografi batas lapisan tidak teratur adanya batasan lapisan dan topografi
lapisan – lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani ( 1987 ),
yang menyatakan bahwa lapisan - lapisan yang terbentuk pada profil dapat
dikatakan dapat selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya agak
kabur dan berombak. Serta memiliki warna merah gelap, dengan tekstur liat
berdebu dimana penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari uji dengan
menggunakan metode feeling dilapangan dengan memijit tanah basah diantara
jari-jari, dan yang saya rasakan sedikit lengket dan licin. Hal ini sesuai
pendapat Hardjowigeno (1987), yang menyatakan bahwa dilapangan, tekstur tanah
dapat ditentukan dengan memijat tanah diantara jari – jari, sambil dirasakan
halus kasarnya yang dirasakn antar butir – butir pasir, debu dan liat. Dalam
lapisan lll yaitu granuler dimana Hardjowigeno (1987), mengemukakan bahwa gumpalan
– gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda –
beda. Konsentrasi tanah pada setiap lapisan berbeda – beda. Pada lapisan
lll konsentrasi tanah agak plastis, hal
ini dikarenakan setelah dilakukan metode feeling agregat tanah yang diambil
lalu di beri air tidak dapat membentuk pita. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah
basah adalah tanah yang kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab
adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Lapisan pertama
mempunyai kedalaman
0- 20 cm dan memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur liat berdebu,dan warna merah
kehitaman.
b. Lapisan kedua
mempunyai kedalaman 20-70 cm dan
memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur lempung berdebu, dan warna merah kecoklatan.
c. Lapisan ketiga mempunyai kedalaman
70-90 cm dan memiliki batasan berbaur, topografi batas lapisan tidak teratur,
tekstur liat, dan warna merah.
d. Faktor-faktor pembentukan tanah
yaitu: kemeringan, material asal, organisme hidup, waktu, dan iklim.
5.2
Saran
Dalam melakukan kegiatan praktikum
ini diharapkan keseriusnya, agar tidak sia-sia melakukan praktikum ini. Pada
saat pengamatan suasananya sangat panas sehingga warna pada setiap lapisan
tanah tidak begitu jelas, dan persiapan harus lebih efektif lagi khususnya
persiapan profil tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Forth, D. Hendry, 1988 Dasar-dasar ilmu tanah. Gadja Mada Universitty Press: Yogyakarta
Hanafiah, M.S . 2005. Dasar-dasar ilmu tanah. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Hardjowigeno 2003. Dasar-dasar ilmu tanah.
Rajawali pres, Jakarta.
Hardjowigeno 2005. Dasar-dasar ilmu tanah.
Rajawali pres, Jakarta
Sotedjo1991. Pengantar ilmi Tanah PT. Rineka Cipta: Jakarta
c.
Penampang
melintang profil d. Pengambilan
sampel utuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar