Rabu, 26 Juni 2019

Praktikum Tanah Hasil Pelapukan


Dasar-dasar ilmu tanah

TANAH HASIL PELAPUKAN


                             



                                 NAMA             : NUR HIJRAH
         NIM                 : G 111 15 076
         KELAS            : DDIT C
         KELOMPOK   :8 (DELAPAN)
         ASISTEN        :RIRIN DYAH RAHAYU


JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
                                                                                                                                          


I.            PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Di samping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horizon-horizon. Oleh karena itu, dalam definisi ilmiahnya tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah berbeda dengan lahan karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya seperti lereng, hidrologi, iklim, dan sebagainya.
            Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan cara pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Dalam hal ini tanah di pandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus di hubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian, penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam bidang pertanian seperti pembuatan bangunan.
            Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup.proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapukkan oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali libang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisa-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik tanah. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktik tanah yang merupakan hasil pelapukan.
1.2       Tujuan dan kegunaan
Kegiatan praktik ini bertujuan mendemostrasikan:
1.         Tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan; dan
2.         Sifat tanah ditentukan oleh sifat batuan/bahan induk yang membentuknya.

  


2.1 Tanah Hasil Pelapukan
Pelapukan batuan adalah salah satu proses geologi yang terpenting. Pelapukan batuan menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah, dimana tanpa itu kehidupan hewan dan tumbuhan dipermukaan bumi adalah suatu kemustahilan. Fragmen batuan akibat pelapukan dipindahkan lewat erosi. Pelapukan dapat bersifat mekanis (fisis) ataupun kimiawi (Bowles, 1984).
Pelapukan mekanis terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi. Pelapukan batuan sangat tergantung pada jenis batuan dan waktu (Bowles, 1984). Pelapukan dapat disebabkan oleh salah satu faktor berikut; (a) Temperatur yang sangat rendah yang menghasilkan pembekuan lokal dalam waktu pendek akan sangat berarti dalam proses pelapukan, karena pori-pori air dalam batuan  akan bertambah sekitar 9 % pada 0º dan akan menimbulkan tekanan yang sangat besar (Bowles, 1984) (b) Abrasi adalah kehausan yang disebabkan oleh dua bahan yang keras yang mengalami gerakan relative ketika sedang bersentuhan. Ini dapat disebabkan oleh  salah satu bahan yang berada di dalam air, misalnya pasir, tetapi dalam konteks ini istilah tersebut akan digunakan untuk menerangkan terdorongnya sejumlah besar tanah ataupun es yang berada dalam keadaaan tertekan melalui batuan di bawahanya oleh gletser yang mengikis kedua  bahan tadi sehingga berukuran menjadi lebih kecil (Sutedjo, 2010).
Menuru Hanafiah (2012), pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjandinya pemecahan-pemecahan, penghancur-luluh-lantakkan dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan bumi.
Menurut Sutanto (2005),  proses pelapukan melalui dua mekanisme yaitu:
(1) Pelapukan fisik. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral menjadi partikel yang lebih halus menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan spesifik tanpa menyebabkan perubahan komposisi kimia, tetapi sangat diperlukan sebelum terjadi pelapukan kimia. Pelapukan fisik disebabkan oleh fluktuasi suhu, air membeku, dan kegiatan perakaran
(2) Pelapukan kimiawi. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral melalui reaksi kimia menghasilkan material yang memiliki komposisi berbeda dengan bahan, disebabkan oleh disolusi, hidrolisis, asidolisis dan oksidasi.
Berdasarkan cara pembentukannya, bebatuan dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu:
(1) Batuan beku(igneous rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses  solidifikasi (pembekuan) magma cair. Golongan ini antara lain meliputi granit, syenit, basalt, andesit, diabase dan gabbro.
(2) Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsilidasi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angin atau air dipermukaan bumi. Golongan ini antara lain mencakup batu-kapur, batu-pasir, batu-debu, batu-pasir berkapur, shale (batu-serpih), dan konglomerat.
 (3) Batuan peralihan (metamorf) merupakan batuan beku atau sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif. Golongan ini meliputi gneissgranit, batu serpih slate, marmer, batu-pasir quarsit.
Menurut Darmawijaya ( 1990 ), tanah dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:
1.      Tanah endodinamof, yaitu tanah yang mempunyai sifat terutama kimianya yang identic dengan bahan induknya, atau terbentuk dari bahan induk residual.
2.      Tanah ektodinamomorf, yang mempunyai sifat – sifat tidak identic dengan bahan induknya.
Kedua golonngan tanah dibawah ini tersebut baik pembentukan (regenerasi)  maupun perkembangannya (differensiasi horizon) dipengaruhi oleh lima factor yang bekerjasama secara integral dan kontinyu melalui mekanisme baik secara fisik, kimiawi maupun biologi.
Menurut Hardjowigeno (1993), urutan perubahan sifat- sifat tanah yag hanya desebabkan masing-masing satu factor pembentukan tanah yang dikenal sebagai :
1.      Kliamiskuen, jika hanya dipengaruhi oleh perbedaan iklim,
2.      Biosekuens, jika hanya oleh perbedaan aktivitas jasad hidup,
3.      Toposekuen, jika hanya oleh perbedaan topografi,
4.      Lithosekuen, jika hanya oleh perbedaan bahan induk, dan
5.      Khronosekuen, jika hanya oleh perbedaan factor umur.
Menurut Thorf, membagi lima factor menjadi dua golongan yaitu:
1.      Factor targantung geografis, meliputi bahan induk, iklim, aktivitas biologis den relief serta,
2.      Factor tergantung fisiologis atau geoglogisbentang lahan dan fisiologis yaitu waktu dan umur perkembangan.
 2.2    Penghancuran dan pembentukan tanah
Tanah mineral berasal dari bahan tidak keras (regolit) yang meliputi batuan asal. Proses penghancuran yaitu peluruhan dan dekomposisi yang menghasilkan regolit pada umumnya proses destruktif. Jadi, batuan atau mineral dihancurkan atau diubah dan unsur hara dapat larut karena mengalami pelindihan. Tanpaknya hal ini merupakan suatu pertentangan yaitu bahwa proses yang ternyata merusak itu dapat meningkatkan pembentukan tubuh alam yang kita sebut tanah dan memang demikian halnya (Heryono O. Bucman 1982).
Dalam perkembangan tanah tidak terdapat tingkat yang jelas berbeda, bahkan walaupun tingkat itu sudah dikenal, satu sama lain masih berkaitan dengan proses pembentukan seterusnya. Kita hanya mengenal sedikit kejadian yang jelaskalu kita ikuti dari batuan yang keras atu endapan bahan tanah terbaru sampai suatu profil tanah yang berkembang dengan baik (Heryono O. Bucman 1982).
Unsur primer dalam perkembangan profil. Proses peluruhan batuan keras memungkinkan jasad hidup mendapatkan tempat pemulaan. Dekomposisi mineral melepaaskan unsur hara yang merupakan makanan bagi tumbuhan dan bentuk hewan sederhana. Perubahan mineral primer menjadi silikat dan lempung lain menghancurkan suatu mineral dan membentuk mineral yang lain. Lempung ini mengandung cadagan unsur hara dan air memungkinkan tumbuhan mendapatkan tempat pemulaan.(Heryono O. Bucman 1982)
Jasad dan bahan organic. Segera setelah tumbuhan mendapatkan tempat berpijak di suartu batuan yang mengalami pelapukan atau diendapkan bahan tanah terbaru, perkembangan profil tanah sudah di mulai. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tetap berada di dalam tanah. Jika lapukan ini tercampur dengan bahan material oleh jasad hidup, tanda – tanda pertama pembentukan lapisa terjadi. Tanah bagian atas menjadi agak lebih gelap warnanya dari pada lapisa yang lebih dalam. Hal ini dianggap suatu kemantapan stukrtur yang diberikan oleh bahan organi. Oleh karena itu permukaan  horizon A mulai tampak dalam tanh muda. .(Heryono O. Bucman 1982).

2.3  faktor – factor yang mempengaruhi pembentukan tanah
Menurut Fort ( 1988 ), pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya alam baik secar fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecahan pemecahn , penghancuran mineral – mineral penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan bumi. Yang dipengaruhi oleh lima iklim yaitu :
(1) Bahan induk. Keadaan alami bahan induk akan mempunyai suatu pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat sratifikasi.
(2) Iklim. Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah  adalah presipitasi dan temperatur. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami.
(3) Organisme, tanaman mempengaruhi genesa tanah melalui penambahan bahan organik, siklus ion dan pergerakan air melalui siklus hidrologi. Hewan-hewan tanah memengaruhi genesa tanah sebagai pemakan dan perombak bahan organik
(4) Topografi, dengan cara memengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya memengaruhi hubungan kelembapan, dengan memengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, dengan mengarahkan gerakan bahan bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke yang lain.
(5) Waktu, tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan   bentuk muka bumi. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah matang, dan stadia pada umur tua.



Pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober, pukul 15.30 WITA di pelataran HIMTI, jurusan ilmu tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

Alat digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, kertas, spidol, dan papan tulis. Adapun bahan yang digunakan yaitu sampel batuan induk, sampel bahan induk dan sampel tanah.

1.         Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan                                   
2.         Mendemostrasikan tentang tanah hasil pelapukan  dan penentuan sifat tanah dari batuan atau bahan induk.

  
IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel. 1 Data hasil pelapukan

Permasalahan
Hasil dan Pembahasan
Dapatkah anda memahami bahwa tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan ? jika ya ,apa yang  menjadi justifikasinya?
Ya,karna tanah terbentuk dari hasil pelapukan .Pelapukan fisik yang mempunyai suhu yang tinggi dan curah hujan (artinya apabila suhu tinggi  maka proses pelapukan akan berlangsung cepat  dan curah hujan berpengaruh  terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanaah). Pelapukan fisik merupakan proses mekanik yang menyebabkan bebatuan massif pecah-hancur terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan kimiawi sama sekali (Hanafiah,2005) setelahnya itu, apabila curah hujan tinggi, air hujan akan terus mengisi retakan-retakan tanah sehingga batuan tersebut lama-kelamaan akan terkikis  dan menjadi kerikil-kerikil  yang di sebut  tanah dengan bantuan factor iklim, bahan induk,organism,fotografi dan waktu.
Apakah sifat bahan induk menentukan sifat tanah? Jelaskan
Ya,karna sifat bahan induk di tentukan adanya penghancuran batuan induk, yaitu batuan beku,batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan induk ini akan hancur menjadi bahan induk, bahan induk  kemudian mengalami proses pelapukan menjadi tanah. Awalnya tanah berwarna hitam akibat adanya pencucian tanah (curah hujan) tanah tersebut akan berubah menjadi coklat.
Setelah praktikum ini ,apakah anda lebih memahami proses pembentukan tanah? Jelaskan
Ya, karena sebelumnya saya belum mengetahui lebih  spesifik. Selma ini saya hanya mengetahui secara umum  bagaimana awalnya tanah itu sendiri terbentuk. Sekarang, melalui pengamatan ini, saya lebih mengetahui proses –proses terjadinya tanah selain terbentuk dari batuan dan hasil pelapukan. Menurut Joseph (1984) Pelapukan batuan adalah salah satu proses geologi yang terpenting. Pelapukan batuan menghasilkan  bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah,di mana tanpa itu kehidupan hewan dan tumbuhan di permukaan bumi adalah suatu kemustahilan. Fragmen batuan akibat pelapukan dipindahkan lewat erosi. Pelapukan dapat bersifat mekanis (fisis) atau kimiawi.



V.        KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tanah merupakan hasil pelapukan yang mengalami proses alamiah akibat bekerjanya gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecahan-pemecahan, penghancur dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan bumi.

Tanah  yang terbentuknya berjuta-berjuta tahun sering dirusak sering dirusak oleh manusia hanya dalam beberapa tahun saja, yang akibatnya harus diderita pula oleh manusia. Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana tanah  itu terbentuk, unsur-unsur apa yang menjadikan tanah itu terbentuk, sampai dimana batas pemanfaatannya, sehingga dapat berguna bagi kehidupan kita.


Bowles, Joseph E. 1984. Dasar-Dasar Ilmu TanahMakassar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negara Bagian Timur.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, K A. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo
Tim asisten, Tim dosen. 2014. Buku Panduan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Universitas Hasanuddin

  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar