Dasar-dasar
ilmu tanah
TANAH
HASIL PELAPUKAN
NAMA : NUR HIJRAH
NIM : G 111 15 076
KELAS : DDIT C
KELOMPOK :8 (DELAPAN)
ASISTEN :RIRIN DYAH RAHAYU
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air dalam tanah berasal dari air
hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Di samping
percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam proses pembentukan
tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horizon-horizon. Oleh karena
itu, dalam definisi ilmiahnya tanah adalah kumpulan dari benda alam di
permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon terdiri dari campuran bahan
mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya
tanaman. Tanah berbeda dengan lahan karena lahan meliputi tanah beserta
faktor-faktor fisik lingkungannya seperti lereng, hidrologi, iklim, dan
sebagainya.
Ilmu yang mempelajari proses-proses
pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai
tanah, dan cara pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Dalam hal ini
tanah di pandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus
di hubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian, penemuan-penemuan
dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam bidang pertanian
seperti pembuatan bangunan.
Fungsi utama tanah adalah sebagai
media tumbuh makhluk hidup.proses pembentukan tanah dimulai dari hasil
pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapukkan oleh
mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur
tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan
berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali libang pada tanah maka
akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan
biologinya, lapisa-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
terbentuk dari mineral anorganik tanah. Berdasarkan uraian di atas maka
dilakukan praktik tanah yang merupakan hasil pelapukan.
1.2 Tujuan
dan kegunaan
Kegiatan praktik ini bertujuan mendemostrasikan:
1. Tanah
sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan; dan
2. Sifat tanah
ditentukan oleh sifat batuan/bahan induk yang membentuknya.
2.1 Tanah Hasil Pelapukan
Pelapukan batuan adalah salah satu proses geologi yang terpenting.
Pelapukan batuan menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan
menghasilkan tanah, dimana tanpa itu kehidupan hewan dan tumbuhan dipermukaan
bumi adalah suatu kemustahilan. Fragmen batuan akibat pelapukan dipindahkan
lewat erosi. Pelapukan dapat bersifat mekanis (fisis) ataupun kimiawi (Bowles,
1984).
Pelapukan mekanis terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen yang
lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi. Pelapukan batuan sangat tergantung pada jenis batuan dan
waktu (Bowles, 1984). Pelapukan dapat disebabkan oleh salah satu faktor
berikut; (a) Temperatur yang
sangat rendah yang menghasilkan pembekuan lokal dalam waktu pendek akan sangat
berarti dalam proses pelapukan, karena pori-pori air dalam
batuan akan bertambah sekitar 9 % pada 0º dan akan menimbulkan
tekanan yang sangat besar (Bowles, 1984) (b) Abrasi adalah kehausan yang disebabkan oleh dua bahan yang
keras yang mengalami gerakan relative ketika sedang bersentuhan. Ini dapat
disebabkan oleh salah satu bahan yang berada di dalam air, misalnya
pasir, tetapi dalam konteks ini istilah tersebut akan digunakan untuk
menerangkan terdorongnya sejumlah besar tanah ataupun es yang berada dalam
keadaaan tertekan melalui batuan di bawahanya oleh gletser yang mengikis
kedua bahan tadi sehingga berukuran menjadi lebih kecil (Sutedjo,
2010).
Menuru Hanafiah (2012), pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya
alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjandinya
pemecahan-pemecahan, penghancur-luluh-lantakkan dan transformasi bebatuan dan
mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan bumi.
Menurut
Sutanto (2005), proses
pelapukan melalui dua mekanisme yaitu:
(1) Pelapukan fisik. Proses dimana
melapuknya batuan atau mineral menjadi partikel yang lebih halus menyebabkan
terjadinya kenaikan permukaan spesifik tanpa menyebabkan perubahan komposisi
kimia, tetapi sangat diperlukan sebelum terjadi pelapukan kimia. Pelapukan
fisik disebabkan oleh fluktuasi suhu, air membeku, dan kegiatan perakaran
(2) Pelapukan
kimiawi. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral melalui
reaksi kimia menghasilkan material yang memiliki komposisi berbeda dengan
bahan, disebabkan oleh disolusi, hidrolisis, asidolisis dan oksidasi.
Berdasarkan cara
pembentukannya, bebatuan dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu:
(1) Batuan
beku(igneous rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi
(pembekuan) magma cair. Golongan ini antara lain meliputi granit, syenit, basalt,
andesit, diabase dan gabbro.
(2) Batuan
sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk
dari proses konsilidasi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh
angin atau air dipermukaan bumi. Golongan ini antara lain mencakup batu-kapur,
batu-pasir, batu-debu, batu-pasir berkapur, shale (batu-serpih),
dan konglomerat.
(3) Batuan peralihan (metamorf)
merupakan batuan beku atau sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan
rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif.
Golongan ini meliputi gneissgranit, batu serpih slate, marmer,
batu-pasir quarsit.
Menurut Darmawijaya ( 1990 ), tanah dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu:
1.
Tanah
endodinamof, yaitu tanah yang mempunyai sifat terutama kimianya yang identic
dengan bahan induknya, atau terbentuk dari bahan induk residual.
2.
Tanah
ektodinamomorf, yang mempunyai sifat – sifat tidak identic dengan bahan
induknya.
Kedua golonngan tanah dibawah ini tersebut baik
pembentukan (regenerasi) maupun
perkembangannya (differensiasi horizon) dipengaruhi oleh lima factor yang
bekerjasama secara integral dan kontinyu melalui mekanisme baik secara fisik,
kimiawi maupun biologi.
Menurut Hardjowigeno (1993), urutan perubahan sifat-
sifat tanah yag hanya desebabkan masing-masing satu factor pembentukan tanah
yang dikenal sebagai :
1.
Kliamiskuen,
jika hanya dipengaruhi oleh perbedaan iklim,
2.
Biosekuens, jika
hanya oleh perbedaan aktivitas jasad hidup,
3.
Toposekuen, jika
hanya oleh perbedaan topografi,
4.
Lithosekuen,
jika hanya oleh perbedaan bahan induk, dan
5.
Khronosekuen,
jika hanya oleh perbedaan factor umur.
Menurut Thorf, membagi
lima factor menjadi dua golongan yaitu:
1.
Factor
targantung geografis, meliputi bahan induk, iklim, aktivitas biologis den relief
serta,
2.
Factor
tergantung fisiologis atau geoglogisbentang lahan dan fisiologis yaitu waktu
dan umur perkembangan.
Tanah
mineral berasal dari bahan tidak keras (regolit)
yang meliputi batuan asal. Proses penghancuran yaitu peluruhan dan
dekomposisi yang menghasilkan regolit pada umumnya proses destruktif. Jadi,
batuan atau mineral dihancurkan atau diubah dan unsur hara dapat larut karena
mengalami pelindihan. Tanpaknya hal ini merupakan suatu pertentangan yaitu
bahwa proses yang ternyata merusak itu dapat meningkatkan pembentukan tubuh
alam yang kita sebut tanah dan memang demikian halnya (Heryono O. Bucman 1982).
Dalam
perkembangan tanah tidak terdapat tingkat yang jelas berbeda, bahkan walaupun
tingkat itu sudah dikenal, satu sama lain masih berkaitan dengan proses
pembentukan seterusnya. Kita hanya mengenal sedikit kejadian yang jelaskalu
kita ikuti dari batuan yang keras atu endapan bahan tanah terbaru sampai suatu
profil tanah yang berkembang dengan baik (Heryono O. Bucman 1982).
Unsur
primer dalam perkembangan profil. Proses peluruhan batuan keras memungkinkan
jasad hidup mendapatkan tempat pemulaan. Dekomposisi mineral melepaaskan unsur
hara yang merupakan makanan bagi tumbuhan dan bentuk hewan sederhana. Perubahan
mineral primer menjadi silikat dan lempung lain menghancurkan suatu mineral dan
membentuk mineral yang lain. Lempung ini mengandung cadagan unsur hara dan air
memungkinkan tumbuhan mendapatkan tempat pemulaan.(Heryono O. Bucman 1982)
Jasad
dan bahan organic. Segera setelah tumbuhan mendapatkan tempat berpijak di
suartu batuan yang mengalami pelapukan atau diendapkan bahan tanah terbaru,
perkembangan profil tanah sudah di mulai. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tetap
berada di dalam tanah. Jika lapukan ini tercampur dengan bahan material oleh
jasad hidup, tanda – tanda pertama pembentukan lapisa terjadi. Tanah bagian
atas menjadi agak lebih gelap warnanya dari pada lapisa yang lebih dalam. Hal
ini dianggap suatu kemantapan stukrtur yang diberikan oleh bahan organi. Oleh
karena itu permukaan horizon A mulai
tampak dalam tanh muda. .(Heryono O. Bucman 1982).
2.3
faktor – factor yang mempengaruhi pembentukan tanah
Menurut Fort ( 1988 ), pelapukan merupakan proses
alamiah akibat bekerjanya gaya alam baik secar fisik maupun kimiawi yang
menyebabkan terjadinya pemecahan pemecahn , penghancuran mineral – mineral
penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan bumi. Yang dipengaruhi oleh lima
iklim yaitu :
(1) Bahan
induk. Keadaan alami bahan induk akan mempunyai suatu pengaruh terputus
pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada
tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang
mendalam pada perkembangan termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat
sratifikasi.
(2) Iklim.
Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperatur. Iklim juga
mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi
alami.
(3) Organisme,
tanaman mempengaruhi genesa tanah melalui penambahan bahan organik, siklus ion
dan pergerakan air melalui siklus hidrologi. Hewan-hewan tanah memengaruhi
genesa tanah sebagai pemakan dan perombak bahan organik
(4) Topografi,
dengan cara memengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam
tanah, oleh karenanya memengaruhi hubungan kelembapan, dengan memengaruhi
kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, dengan mengarahkan gerakan bahan bahan
dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke yang lain.
(5) Waktu, tanah sebagai hasil evolusi
berubah secara tetap seperti perubahan bentuk muka
bumi. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka
bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah termasuk stadia
bahan induk, tanah muda, tanah matang, dan stadia pada umur tua.
Pelaksanaan
praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober, pukul 15.30 WITA di
pelataran HIMTI, jurusan ilmu tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Alat
digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, kertas, spidol, dan papan
tulis. Adapun bahan yang digunakan yaitu sampel batuan induk, sampel bahan
induk dan sampel tanah.
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Mendemostrasikan tentang tanah hasil
pelapukan dan penentuan sifat tanah dari
batuan atau bahan induk.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan di
laboratorium, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel.
1 Data hasil pelapukan
Permasalahan
|
Hasil dan Pembahasan
|
Dapatkah anda memahami bahwa tanah
terbentuk dari hasil pelapukan batuan ? jika ya ,apa yang menjadi justifikasinya?
|
Ya,karna tanah terbentuk dari hasil
pelapukan .Pelapukan fisik yang mempunyai suhu yang tinggi dan curah hujan
(artinya apabila suhu tinggi maka
proses pelapukan akan berlangsung cepat
dan curah hujan berpengaruh
terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanaah). Pelapukan fisik
merupakan proses mekanik yang menyebabkan bebatuan massif pecah-hancur
terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan kimiawi
sama sekali (Hanafiah,2005) setelahnya itu, apabila curah hujan tinggi, air
hujan akan terus mengisi retakan-retakan tanah sehingga batuan tersebut
lama-kelamaan akan terkikis dan
menjadi kerikil-kerikil yang di
sebut tanah dengan bantuan factor
iklim, bahan induk,organism,fotografi dan waktu.
|
Apakah sifat bahan induk menentukan sifat
tanah? Jelaskan
|
Ya,karna sifat bahan induk di tentukan
adanya penghancuran batuan induk, yaitu batuan beku,batuan sedimen dan batuan
metamorf. Batuan induk ini akan hancur menjadi bahan induk, bahan induk kemudian mengalami proses pelapukan menjadi
tanah. Awalnya tanah berwarna hitam akibat adanya pencucian tanah (curah
hujan) tanah tersebut akan berubah menjadi coklat.
|
Setelah praktikum ini ,apakah anda lebih
memahami proses pembentukan tanah? Jelaskan
|
Ya, karena sebelumnya saya belum
mengetahui lebih spesifik. Selma ini
saya hanya mengetahui secara umum
bagaimana awalnya tanah itu sendiri terbentuk. Sekarang, melalui
pengamatan ini, saya lebih mengetahui proses –proses terjadinya tanah selain
terbentuk dari batuan dan hasil pelapukan. Menurut Joseph (1984) Pelapukan
batuan adalah salah satu proses geologi yang terpenting. Pelapukan batuan
menghasilkan bahan dari mana batuan
sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah,di mana tanpa itu kehidupan hewan
dan tumbuhan di permukaan bumi adalah suatu kemustahilan. Fragmen batuan
akibat pelapukan dipindahkan lewat erosi. Pelapukan dapat bersifat mekanis
(fisis) atau kimiawi.
|
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa tanah merupakan hasil pelapukan yang mengalami proses
alamiah akibat bekerjanya gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang
menyebabkan terjadinya pemecahan-pemecahan, penghancur dan transformasi
bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan
bumi.
Tanah yang terbentuknya berjuta-berjuta tahun
sering dirusak sering dirusak oleh manusia hanya dalam beberapa tahun saja,
yang akibatnya harus diderita pula oleh manusia. Oleh karena itu kita harus
mengetahui bagaimana tanah itu terbentuk, unsur-unsur apa yang
menjadikan tanah itu terbentuk, sampai dimana batas pemanfaatannya, sehingga
dapat berguna bagi kehidupan kita.
Bowles, Joseph E. 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negara Bagian
Timur.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, K A.
2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press
Hardjowigeno,
Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo
Tim asisten, Tim
dosen. 2014. Buku Panduan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Makassar: Universitas Hasanuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar