Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
BAHAN
ORGANIK TANAH DAN KEGUNAANNYA
NAMA : NUR HIJRAH
NIM :
G11115076
KELAS : DDIT C
KELOMPOK : 8
ASISTEN : RIRIN DYAH RAHAYU
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah tersusun oleh bahan padatan, air dan udara. Bahan
padatan ini meliputi bahan mineral berupa pasir, debu dan liat, serta bahan
organic. Bahan organic tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot tanah, meskipun
hanya sedikit tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah.
Sebagai komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan organic
juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tetanaman
dan mikroba tanah, yaitu sebagai sumber energy, hormone, vitamin dan senyawa
perangsang tumbuhan lainnya.
Hampir seluruh kehidupan dalam tanah
tergantung pada bahan organik tanah untuk keperluan energi dan unsur hara.Sudah
sejak lama orang mengetahui peranan bahan organik tanah dalam produksi bahan
makanan.Namun demikian, kira-kira 100 tahun yang lalu tanah yang seluruhnya
terdiri dari bahan organik tergolong tidak subur.
Proses penting yang berkaitan dengan
pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik yang cenderung mencapai suatu
tingkat keseimbangan dalam tanah. Tingkat penimbunan bahan organik dalam tanah
tergantung pada sifat lingkungan pembentukan tanah yang mencakup dua proses,
yaitu penambahan residu atau sisa-sisa tanaman dan binatang, dan perombakan
bahan tersebut oleh jasad mikro tanah.
Bahan organik tanah merupakan fraksi
bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Bahan organik
merupakan timbunan jaringan tanaman, hewan, atau jasad renik yang telah mati
dan sebagaian telah mengalami perombakan. Bahan organik selain menyediakan
unsur hara juga turut mempengaruhi sifat kimia dan fisik tanah sehingga dapat
dijadikan sebagai media tumbuh suatu tanaman. Kandungan bahan organik sangat
mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka
dilakukan praktikum mengenai bahan organik untuk mengetahui kandungan bahan
organik suatu jenis tanah pada setiap lapisan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1. Mampu mendemonstrasikan ciri-ciri
tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi dan yanag rendah.
2. Mampu mendemonstarikan kualitas
tanah secara visual, antara tanah yang memiliki bahan organic yang cukup dan
kurang.
3. Mampu mendemonstrasikan bagaimana
cara mengetahui presentase bahan organic yang terkandung pada lapisan tanah di
laboratorium.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Bahan organik
Menurut Soetedjo (2006), bahan organik tanah
merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral yang terkandung
didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan
mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk
selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan
sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan
klasifikasi tanah.
Bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan
dinamis yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi
oleh faktor biologi, fisika dan kimia (Tim Dosen & Tim Asisten Dasar-dasar
Ilmu Tanah 2014) Bahan organik mempengaruhi sifat fisik (memperbaiki struktur,
meningkatkan porositas, memperbaiki hubungan air dan udara), dan kimia tanah
(meningkatkan KTK. sumber hara N, P [5-60%], S [80%], B, dan Mo), walaupun
terdapat dalam jumlah sedikit. Selain itu, bahan organik umumnya mempengaruhi
sedikitnya setengah dari KTK permukaan tanah, dan bertanggung jawab atas
stabilitas agregat tanah melebihi faktor tunggal lainnya. Disamping itu bahan organik mensuplai energi
dan bahan pembentuk tubuh untuk kebanyakan mikro-organisme (Pandutama H.
Martinus et al. 2003).
Sumber
utama bahan organik adalah jaringan tanaman.
Bagian atas, akar pohon, perdu, rerumputan, dan tanaman asli/asal
menyumbang sejumlah besar residu organik per tahun yang mana 1/2 – 1/3 bagian
tanaman tertinggal dalam tanah. Saat bagian tanaman tersebut didekompos dan
dicerna oleh berbagai macam mikro-organisme, mereka menjadi bagian dari dan
atau menyatu dengan horison tanah yang dibawahnya melalui infiltrasi atau
penyatuan fisik. Jadi jaringan tanaman
tingkat tinggi menjadi sumber utama tidak saja untuk makan berbagai
mikroorganisme, tetapi juga sebagai unsur utama bahan organik yang sangat
penting untuk pembentukan tanah (Pandutama H. Martinus et al. 2003).
Binatang
dianggap sebagai sumber bahan organik kedua.
Saat mereka menyerang jaringan tanaman, mereka menyumbangkan produk
sampingan dan meninggalkan tubuhnya untuk dikonsumsi. Hewan-hewan tertentu
seperti cacing tanah, kaki seribu (centipedes), dan semut juga berperanan
penting dalam pemindahan residu tanaman (Pandutama H. Martinus et al. 2003).
Foth (1991), mengemukakan
bahwa suatu area tanah yang luas dengan regim kelembaban. Jenis tanah Ustic ada di bagian Barat daya terutama di Texas dan Mexico. Penggunaannya sama dengan tanah Ustoil dengan daerah yang
sama. Jenis tanah ini mempunyai regim temperature Cyric adalah
Boralf dan menyebar di sebelah Timur Mollisol pada Great Plain di sebelah Utara
di Amerika Serikat dan Canada.
Menurut Munir (1996), bahan organik dalam sampel tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan
penyusun tanah. Kadar bahan organic yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar
antara 0,05-5% dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian,dan untuk
tanah organic mendekati 60% dan pada lapisan oleh kadar bahan organic
memperlihatkan kecendrungan yang menurun.
Hardjowigeno, (1992), mengemukakan
bahwa senyawa organik pada sampel tanah umumnya ditemukan di permukaan atau pada lapisan I,
tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4%.Tetapi pengaruhnya terhadap
sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap
sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber
unsure hara N,P,S. unsure mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan
unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi). Sumber energi
yang sangat penting bagi mikroorganisme.
Sutedjo (1991), mengemukakan bahwa bahan
organik dalam tanah terdiri dari bahan
organic kasar dan halus atau humus.Lapisan I pada tanah Alfisol mempunyai humus
yang terdiri dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang
baru dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan
mikroorganisme di dalam tanah.Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak
mudah hancur), berwarna hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air dan
unsur hara yang tinggi.Humus adalah senyawa kompleks yang agak
resisten.Pelapukan berwarna cokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari
jaringan tumbuhan atau binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan
oleh berbagai jasad mikro.Dalam jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak,
lilin dan dammar dalam jumlah yang kecil.Jumlah dan sifat komponen-komponen
organic dalam sisa-sisa tumbuhan sangat berpengaruh menentukan penimbunan bahan
organic dalam tanah.
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan
organik
Menurut Hakim (1986), faktor-faktor yang mempengaruhi bahan
organic dalam tanah adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu),
drainase, tekstur tanah dan vegetasi.
Kadar bahan organic terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm,
sehingga lapisan tanah makin ke bawah
makin kurang bahan organic yang di kandungnya.
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan
kemudian terhadap tetanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara
umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan
organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi,
nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi
temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi
tanah, ketersediaan hara terutama N P, K dan S (Hanafiah, 2010).
Menurut Hakim dkk (1986), pada tanah dengan drainase buruk,
dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal
ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase
baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga
mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan
padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga
sukar menilainya sendiri.
Bahan organik yang terkandung di dalam tanah lebih tinggi
yang mengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada
lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan
organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik
dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm
(15-20) %, makin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah
inseptisol, makin ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda daripada lapisan I,
dan II. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke
daerah dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air
berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan
organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik (Hakim, dkk, 1986).
2.3 Sumber bahan
organik
Mennurut
Hanafiah (2007), sumber bahan organic terbagi atas 2 yaitu:
1. Sumber
primer bahan organik adalah
jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman
ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut kelapisan bawah serta di
inkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organic tanah,
tetapi sumber bahan organic dari seluruh makhluk hidup.
2. Sumber sekunder bahan organic adalah
binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organic tanaman.
Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan organiknya. Berbeda sumber
bahan organic tanah tersebut akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke
dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan
organic tersebut.
Menurut Foth (1984), kandungan organik tanah biasanya
diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik
bervariasi antara 45 sampai 60% dan konversi C-organik menjadi bahan = %
C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan
asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi
lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus
dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan.
Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik.
Pengaruh
bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tanaman tergantung pada laju
proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan
organik meliputi komposisi kimiawi, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan
faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai
oksigen, serta reaksi tanah dan ketersediaan hara (Hanafiah, 2010).
Bahan organik
memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari
tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung
menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung
pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan
dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Umumnya banyak hal-hal menarik
dalam mengelola bahan organik agar tanah lebih produktif (Foth, 1988).
Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik
kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi
C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik
dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi
yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan,
dan praktik pertanian).
Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang
ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and
black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
2.4 Hubungan
bahan organik terhadap kesuburan
tanaman
Adapun
hubungan bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1)
Sebagai granulator yaitu memperbaiki
struktur tanah
2)
Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro
dan lain-lain
3)
Menambah kemampuan tanah untuk menahan
air
4)
Menambah kemampuan tanah untuk menahan
unsur-unsur hara (Kapasitas Kation tanah menjadi tinggi)
5)
Sumber energi bagi mikroorganisme
Bahan
organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara
fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat
tanah yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK)
berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu
bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Hakim
dkk, 1986).
Bahan
organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung
tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam
mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik
merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah
merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya yang
cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya
meningkat (Djajakirana, 2001).
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum bahan organik ini dilaksanakandi Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin. Pada hari rabu, tanggal 28 Oktober 2015 pukul 11 :00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
bahan organic adalah timbangan analitik, labu
Erlenmeyer, pipet tetes, ,buret, dan gelas ukur. Sedangkan bahan yanag
digunakan adalah larutan H2SO4, sampel tanah,
larutan K2Cr2O7, aquades, larutan titran Fe dan indicator diphenilamin1%.
3.3
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum bahan organik tanah adalah
sebagai berikut :
1.
Menimbang sampel tanah dengan neraca
sebanyak 1 gr.
2.
Memasukkan tanah tersebut ke dalam labu
erlenmeyer 250 mL.
3.
Menambahkan 5 mL larutan K2Cr2O7ke
dalam labu erlenmeyer.
4.
Menambahkan 5 mL larutan H2SO4 ke dalam
labu erlenmeyer yang dilakukan di lemari asam.
5.
Membiarkan reaksi berlangsung hingga
beberapa menit atau labu Erlenmeyer menjadi dingin.
6.
Menambahkan aquades 100 mL.
7.
Memasukkan 5 tetes indikator diphenylamineke
dalam labu Erlenmeyer.
8.
Menambahkan 50 mL larutan amonium ferro
sulfat ke dalam buret.
9.
Mentitrasi larutan dalam labu Erlenmeyer
dengan amonium ferro sulfat hingga terjadi perubahan warna menjadi hijau tua.
10. Mencatat
volume titrasi Fe yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
Kadar C-organik =
x 100
% Bahan Organik = % C-Organik
x 1,724
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
praktikum bahan organik yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.
Hasil pengamatan bahan organik (Metode di Lapangan)
Faktor yang
diamati Warna tanah Biota tanah Struktur tanah
|
Warna matriks 7,5 3/2(dark brown) - -
Komentar terkait warna Tidak terjadi perubahan - -
Warna airnya bening
Keberadaan biota
(Tidak ada,K,S,B) - Kurang -
Jenis biota - Semut -
Tipe struktur - - -
Ukuran agregat &
pori - - > 0.002 mm
(mm)
Kestabilan agregat
(lemah, kuat/stabil) - - Kuat/stabil
|
Tabel
5. Hasil perhitungan kandungan bahan organik
(Metode di Laboratorium)
Lapisan Tanah (%)
Bahan Organik
|
Lapisan I 4,38 %
Lapisan II 4,14 %
Lapisan III
3,26 %
|
Sumber: Data Sekunder,
2015
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
hasil yang diperoleh, tanah yang
diteliti pada lapisan 1 mempunyai nilai bahan organic sebesar 4,38%,
lapisan 2 mempunyai nilai bahan organik 4,14% dan lapisan 3 memiliki nilai bahan
organik 3,26%. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organic pada tanah termasuk dalam keadaan yang rendah. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal
yang pertama adalah kurangnya jaringan tanaman yang terdekomposisi dan terinkomporasikan
pada tanah tersebut. Selain itu binatang atau fauna yang hidup pada tanah kurang
sehingga bahan organic yang disumbangkan pada tanah juga sedikit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sumber
primer bahan organic adalah jaringan tanaman berupa akar,
batang, ranting, daun, bunga, dan buah dan Sumber sekunder bahan organic adalah binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organic tanaman. Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan organiknya
(Hakim, 1986). yang kedua adalah karena kurangnya vegetasi yang tumbuh di
sekitar tanah tersebut sehingga bahan organik yang berasal dari vegetasi pun
sedikit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
vegetasi penutup tanah dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian (Hakim
dkk, 1986).
Hal ini
menunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada tanah termasuk dalam keadaan
yang kurang baik untuk tanah pertanian.
Hal ini disebabkan akumulasi
bahan-bahan organik sisa tanaman yang terurai oleh mikroorganisme di lapisan
paling atas. Meskipun jumlahnya sedikit tetapi memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Telah kita
ketahui bahwa semakin ke bawah suatu lapisan tanah maka kandungan bahan
organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras. Hal ini sesuai
dengan teori Hardjowigeno(1992),
mengemukakan bahwa senyawa organik pada sampel tanah umumnya ditemukan di
permukaan atau pada lapisan I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4%.Tetapi
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan
tanaman adalah sumber unsure hara N,P,S. unsure mikro menambah kemampuan tanah
untuk menahan unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi). Sumber energi yang sangat penting
bagi mikroorganisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bahan organik dalam tanah adalah seperti pada lapisan I adalah kedalaman, iklim, tekstur, dan adanya drainase
yang buruk bahwa kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan
organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang bahan
organik dalam tanah. Faktor
iklim juga mempengaruhi karena makin dingin
suatu daerah makin tinggi kadar bahan organiknya. Tekstur tanah juga
berperan karena makin banyak unsur haranya. Adanya drainase yang buruk juga
menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah tinggi.Menurut Hakim(1986), faktor-faktor yang mempengaruhi bahan
organic dalam tanah adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu),
drainase, tekstur tanah dan vegetasi.
Kadar bahan organic terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm,
sehingga lapisan tanah makin ke bawah
makin kurang bahan organic yang di kandungnya.
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1)
Kandungan
bahan organik pada sampel tanah
lapisan I yaitu 4,38 %.
2)
Kandungan bahan organic dalam tanah
yang cocok untuk tanaman sekitar 4-5 %. Apabila dibawah 4 atau diaatas 5 maka
tidak cocok untuk lahan pertanian.
3) Faktor-faktor
yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah pengaruh cuaca dan iklim,
vegetasi, tekstur, kedalaman, drainase.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya
praktikan harus mengetahui bagaimana menggunakan timbangan agar hasil yang
didapatkan saat melakukan timbangan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo.
2006. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rhineka Cipta: Jakarta.
Foth H. D. 1994, Dasar-Dasar
Ilmu Tanah, Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
Pandutama H. Martinus et al. 2003. Buku Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jember
Hakim N. M. Y., Nyakpa A. M., Lubis S. G., Nugroho M. R.,
Soil M. A., Diha G. B., Hong dan H.H. Barley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah.,
K., A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Rajawali Persada: Jakarta.
Hardjowigeno S, 1997, Ilmu Tanah, PT Medityatama
Sarana Perkasa: Jakarta.
Munir, M., 1995.Tanah-Tanah Utama Indonesia.IPB: Bogor.
Djajakirana, G.
2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian. Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Bogor
LAMPIRAN
Perhitungan
Bahan Organik pada Lapisan I
Diketahui :
·
ml penitar blanko = 36,5 ml
·
ml penitar sampel = 11 ml
·
mg sampel =
1000
·
N =
0,25
·
1,33 = Faktor Koreksi C
·
3 = Berat Molekul/Valen
·
si Atom C (12/4)
Ditanyakan : Kadar C-organik=...?
% Bahan
Organik=….?
Penyelesaian :
Kadar C-organik=
100 %
=
100 %
=
100 %
=
2,54%
% BO = % C
1,724
= 2,54 x 1,72
= 4,38%
Jadi,
persentase kandungan bahan organic pada lapisan 1 adalah 4,38%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar