Rabu, 26 Juni 2019

Laporan Praktikum Bahan Organik Tanah


Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah


BAHAN ORGANIK TANAH DAN KEGUNAANNYA












NAMA                        : NUR HIJRAH
NIM                            : G11115076
KELAS                       : DDIT C
KELOMPOK             : 8
ASISTEN                   : RIRIN DYAH RAHAYU


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015


I.                   PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Tanah tersusun oleh bahan padatan, air dan udara. Bahan padatan ini meliputi bahan mineral berupa pasir, debu dan liat, serta bahan organic. Bahan organic tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot tanah, meskipun hanya sedikit tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Sebagai komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan organic juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tetanaman dan mikroba tanah, yaitu sebagai sumber energy, hormone, vitamin dan senyawa perangsang tumbuhan lainnya.
   Hampir seluruh kehidupan dalam tanah tergantung pada bahan organik tanah untuk keperluan energi dan unsur hara.Sudah sejak lama orang mengetahui peranan bahan organik tanah dalam produksi bahan makanan.Namun demikian, kira-kira 100 tahun yang lalu tanah yang seluruhnya terdiri dari bahan organik tergolong tidak subur.
Proses penting yang berkaitan dengan pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik yang cenderung mencapai suatu tingkat keseimbangan dalam tanah. Tingkat penimbunan bahan organik dalam tanah tergantung pada sifat lingkungan pembentukan tanah yang mencakup dua proses, yaitu penambahan residu atau sisa-sisa tanaman dan binatang, dan perombakan bahan tersebut oleh jasad mikro tanah.
Bahan organik tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Bahan organik merupakan timbunan jaringan tanaman, hewan, atau jasad renik yang telah mati dan sebagaian telah mengalami perombakan. Bahan organik selain menyediakan unsur hara juga turut mempengaruhi sifat kimia dan fisik tanah sehingga dapat dijadikan sebagai media tumbuh suatu tanaman. Kandungan bahan organik sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum mengenai bahan organik untuk mengetahui kandungan bahan organik suatu jenis tanah pada setiap lapisan.

1.2  Tujuan dan Kegunaan
1.      Mampu mendemonstrasikan ciri-ciri tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi dan yanag rendah.
2.      Mampu mendemonstarikan kualitas tanah secara visual, antara tanah yang memiliki bahan organic yang cukup dan kurang.
3.      Mampu mendemonstrasikan bagaimana cara mengetahui presentase bahan organic yang terkandung pada lapisan tanah di laboratorium.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan organik
Menurut Soetedjo (2006), bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah.
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika dan kimia (Tim Dosen & Tim Asisten Dasar-dasar Ilmu Tanah 2014) Bahan organik mempengaruhi sifat fisik (memperbaiki struktur, meningkatkan porositas, memperbaiki hubungan air dan udara), dan kimia tanah (meningkatkan KTK. sumber hara N, P [5-60%], S [80%], B, dan Mo), walaupun terdapat dalam jumlah sedikit. Selain itu, bahan organik umumnya mempengaruhi sedikitnya setengah dari KTK permukaan tanah, dan bertanggung jawab atas stabilitas agregat tanah melebihi faktor tunggal lainnya.  Disamping itu bahan organik mensuplai energi dan bahan pembentuk tubuh untuk kebanyakan mikro-organisme (Pandutama H. Martinus et al. 2003).
Sumber utama bahan organik adalah jaringan tanaman.  Bagian atas, akar pohon, perdu, rerumputan, dan tanaman asli/asal menyumbang sejumlah besar residu organik per tahun yang mana 1/2 – 1/3 bagian tanaman tertinggal dalam tanah. Saat bagian tanaman tersebut didekompos dan dicerna oleh berbagai macam mikro-organisme, mereka menjadi bagian dari dan atau menyatu dengan horison tanah yang dibawahnya melalui infiltrasi atau penyatuan fisik.  Jadi jaringan tanaman tingkat tinggi menjadi sumber utama tidak saja untuk makan berbagai mikroorganisme, tetapi juga sebagai unsur utama bahan organik yang sangat penting untuk pembentukan tanah (Pandutama H. Martinus et al. 2003).
Binatang dianggap sebagai sumber bahan organik kedua.  Saat mereka menyerang jaringan tanaman, mereka menyumbangkan produk sampingan dan meninggalkan tubuhnya untuk dikonsumsi. Hewan-hewan tertentu seperti cacing tanah, kaki seribu (centipedes), dan semut juga berperanan penting dalam pemindahan residu tanaman (Pandutama H. Martinus et al. 2003).
Foth (1991), mengemukakan bahwa suatu area tanah yang luas dengan regim kelembaban.  Jenis tanah Ustic ada di bagian  Barat daya terutama  di Texas dan Mexico. Penggunaannya  sama dengan tanah Ustoil dengan daerah yang sama. Jenis tanah ini  mempunyai regim temperature Cyric adalah Boralf dan menyebar di sebelah Timur Mollisol pada Great Plain di sebelah Utara di Amerika Serikat dan Canada.
Menurut Munir (1996), bahan organik dalam sampel tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organic yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar antara 0,05-5% dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian,dan untuk tanah organic mendekati 60% dan pada lapisan oleh kadar bahan organic memperlihatkan kecendrungan yang menurun.
Hardjowigeno, (1992), mengemukakan bahwa senyawa organik pada sampel tanah umumnya ditemukan di permukaan atau pada lapisan I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4%.Tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber unsure hara N,P,S. unsure mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi). Sumber energi yang sangat penting bagi mikroorganisme.
Sutedjo (1991), mengemukakan bahwa bahan organik dalam tanah  terdiri dari bahan organic kasar dan halus atau humus.Lapisan I pada tanah Alfisol mempunyai humus yang terdiri dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang baru dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten.Pelapukan berwarna cokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jasad mikro.Dalam jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin dan dammar dalam jumlah yang kecil.Jumlah dan sifat komponen-komponen organic dalam sisa-sisa tumbuhan sangat berpengaruh menentukan penimbunan bahan organic dalam tanah.

2.2     Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik
Menurut Hakim (1986), faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organic dalam tanah adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah  dan vegetasi. Kadar bahan organic terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga lapisan tanah  makin ke bawah makin kurang bahan organic yang di kandungnya.
            Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tetanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N P, K dan S (Hanafiah, 2010).
Menurut Hakim dkk (1986), pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri.
            Bahan organik yang terkandung di dalam tanah lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol, makin ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik (Hakim, dkk, 1986).

2.3 Sumber bahan organik
Mennurut Hanafiah (2007), sumber bahan organic terbagi atas 2 yaitu:
1.    Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut kelapisan bawah serta di inkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organic tanah, tetapi sumber bahan organic dari seluruh makhluk hidup.
2. Sumber sekunder bahan organic adalah binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organic tanaman. Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan organiknya. Berbeda sumber bahan organic tanah tersebut akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organic tersebut.
Menurut Foth (1984), kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45 sampai 60% dan konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik.
            Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah dan ketersediaan hara (Hanafiah, 2010).
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Umumnya banyak hal-hal menarik dalam mengelola bahan organik agar tanah lebih produktif (Foth, 1988).
Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).
Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
2.4  Hubungan bahan organik terhadap kesuburan tanaman
Adapun hubungan bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1)   Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah
2)   Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain
3)   Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
4)   Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Kation tanah menjadi tinggi)
5)   Sumber energi bagi mikroorganisme
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Hakim dkk, 1986).
Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya meningkat (Djajakirana, 2001).

 III. METODE PERCOBAAN
3.1     Tempat  dan Waktu
Praktikum bahan organik ini dilaksanakandi Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Pada hari rabu, tanggal 28 Oktober 2015 pukul 11 :00 WITA sampai selesai.
3.2     Alat dan Bahan           
Alat yang digunakan dalam praktikum bahan organic adalah timbangan  analitik, labu Erlenmeyer, pipet tetes, ,buret, dan gelas ukur. Sedangkan bahan yanag digunakan adalah larutan H2SO4, sampel tanah, larutan K2Cr2O7, aquades, larutan titran Fe dan indicator diphenilamin1%.
3.3  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum bahan organik tanah adalah sebagai berikut :
1.      Menimbang sampel tanah dengan neraca sebanyak 1 gr.
2.      Memasukkan tanah tersebut ke dalam labu erlenmeyer 250 mL.
3.      Menambahkan 5 mL larutan K2Cr2O7ke dalam labu erlenmeyer.
4.      Menambahkan 5 mL larutan H2SO4 ke dalam labu erlenmeyer yang dilakukan di lemari asam.
5.      Membiarkan reaksi berlangsung hingga beberapa menit atau labu Erlenmeyer menjadi dingin.
6.      Menambahkan aquades 100 mL.
7.      Memasukkan 5 tetes indikator diphenylamineke dalam labu Erlenmeyer.
8.      Menambahkan 50 mL larutan amonium ferro sulfat ke dalam buret.
9.      Mentitrasi larutan dalam labu Erlenmeyer dengan amonium ferro sulfat hingga terjadi perubahan warna menjadi hijau tua.
10.  Mencatat volume titrasi Fe yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
Kadar C-organik   =  x 100
% Bahan Organik  = % C-Organik  x 1,724


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan praktikum bahan organik yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil pengamatan bahan organik (Metode di Lapangan)
Faktor yang diamati         Warna tanah                 Biota tanah           Struktur tanah
Warna matriks              7,5 3/2(dark brown)                          -                           -

Komentar terkait warna    Tidak terjadi perubahan                  -                          -
Warna airnya bening     
Keberadaan biota
(Tidak ada,K,S,B)                               -                                Kurang                    -
Jenis biota                                           -                                Semut                       -
Tipe struktur                                       -                                      -                          -

Ukuran agregat & pori                      -                                       -                 > 0.002 mm
(mm)
Kestabilan agregat
(lemah, kuat/stabil)                         -                                        -               Kuat/stabil




Tabel 5.  Hasil perhitungan kandungan bahan organik (Metode di Laboratorium)
      Lapisan Tanah                                         (%) Bahan Organik
          Lapisan I                                                               4,38 %
          Lapisan II                                                              4,14 %
          Lapisan III                                                             3,26 %
Sumber: Data Sekunder, 2015
4.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, tanah yang diteliti pada lapisan 1 mempunyai nilai bahan organic sebesar 4,38%, lapisan 2 mempunyai nilai bahan organik 4,14% dan lapisan 3 memiliki nilai bahan organik 3,26%. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organic pada tanah termasuk dalam keadaan yang rendah. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal yang pertama adalah kurangnya jaringan tanaman yang terdekomposisi dan terinkomporasikan pada tanah tersebut. Selain itu binatang atau fauna yang hidup pada tanah kurang sehingga bahan organic yang disumbangkan pada tanah juga sedikit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sumber primer  bahan organic adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah dan Sumber sekunder bahan organic adalah binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organic tanaman. Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan organiknya (Hakim, 1986). yang kedua adalah karena kurangnya vegetasi yang tumbuh di sekitar tanah tersebut sehingga bahan organik yang berasal dari vegetasi pun sedikit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa vegetasi penutup tanah dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian (Hakim dkk, 1986).
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada tanah termasuk dalam keadaan yang kurang baik  untuk tanah pertanian. Hal ini disebabkan akumulasi bahan-bahan organik sisa tanaman yang terurai oleh mikroorganisme di lapisan paling atas. Meskipun jumlahnya sedikit tetapi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Telah kita ketahui bahwa semakin ke bawah suatu lapisan tanah maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras. Hal ini sesuai dengan teori  Hardjowigeno(1992), mengemukakan bahwa senyawa organik pada sampel tanah umumnya ditemukan di permukaan atau pada lapisan I, tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-4%.Tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya besar sekali. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga pada pertumbuhan tanaman adalah sumber unsure hara N,P,S. unsure mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi). Sumber energi yang sangat penting bagi mikroorganisme.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah seperti pada lapisan I adalah  kedalaman, iklim, tekstur, dan adanya drainase yang buruk bahwa kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang bahan organik dalam tanah. Faktor iklim juga mempengaruhi karena makin dingin  suatu daerah makin tinggi kadar bahan organiknya. Tekstur tanah juga berperan karena makin banyak unsur haranya. Adanya drainase yang buruk juga menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah tinggi.Menurut Hakim(1986), faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organic dalam tanah adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah  dan vegetasi. Kadar bahan organic terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga lapisan tanah  makin ke bawah makin kurang bahan organic yang di kandungnya.


 V  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)        Kandungan bahan organik pada sampel tanah lapisan I yaitu 4,38 %.
2)        Kandungan bahan organic dalam tanah yang cocok untuk tanaman sekitar 4-5 %. Apabila dibawah 4 atau diaatas 5 maka tidak cocok untuk lahan pertanian.
3)    Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah pengaruh cuaca dan iklim, vegetasi, tekstur, kedalaman, drainase.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan harus mengetahui bagaimana menggunakan timbangan agar hasil yang didapatkan saat melakukan timbangan tepat.



DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo. 2006. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rhineka Cipta: Jakarta.
Foth H. D. 1994,  Dasar-Dasar Ilmu Tanah,  Gadjah Mada University Press:   Yogyakarta.
Pandutama H. Martinus et al. 2003. Buku Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jember
Hakim N. M. Y., Nyakpa A. M., Lubis S. G., Nugroho M. R., Soil M. A., Diha G. B., Hong dan H.H. Barley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah., K., A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Persada: Jakarta.
Hardjowigeno S, 1997, Ilmu Tanah, PT Medityatama Sarana Perkasa: Jakarta.
Munir, M., 1995.Tanah-Tanah Utama Indonesia.IPB: Bogor.
Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor



LAMPIRAN
Perhitungan Bahan Organik pada Lapisan I
Diketahui       :
·         ml penitar blanko = 36,5 ml
·         ml penitar sampel = 11 ml
·         mg sampel             =  1000
·          N      = 0,25
·         1,33  = Faktor Koreksi C
·         3       = Berat Molekul/Valen
·         si Atom C (12/4)
Ditanyakan    : Kadar C-organik=...?
                        % Bahan Organik=….?                        
Penyelesaian    :
Kadar C-organik=  100 %
                             =  100 %
                             =  100 %
                             = 2,54%
 % BO = % C  1,724
            = 2,54 x 1,72
= 4,38%
Jadi, persentase kandungan bahan organic pada lapisan 1 adalah 4,38%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar