Laporan pratikum
Dasar – dasar
Ilmu Tanah
KERAPATAN
ISI DAN POROSITAS
NAMA : NUR HIJRAH
NIM :
G11115076
KELAS :
C
KELOMPOK : 8
ASISTEN :
RIRIN DYAH RAHAYU
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASAR
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bulk dencity atau kerapatan isi atau bobot isi menunjukkan perbandingan
antara berat tanah kering dengan volume tanah termaksud pori- pori tanah. Bulk
denccty merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah maka makin
tinggi bulk dencity, yang berarti makin sulit meneruskan air atau menembus akar
tanaman. Tanah yang lebih padat memiliki berat isi lebih besar dibandingkan
tanah yang sama, tetapi kurang padat. Salah satu komponen sifat fisik ini
adalah kerapatan massa bulk dencity. Kerapatan massa adalah perbandingan antara
berat tanah dengan volume density. Kerapatan massa adalah perbandingan antara
berat tanah dengan volume tanah termaksud ruang pori didalam tanah. Pentingnya pembelajaran tentang kerapatanh
tanah adalah karena berhubungan dengan porositas tanah, permeabilitas tanah dan
komponen – komponen sifat fisik tanah lainnya.
Porositas merupakan
gabungan dari pori- pori tanah, baik pori tanh yang ditempati udara atau yang
ditempati air. Porositas tanah sangat menentukan penggunaan tanah tersebut.
Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena
perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menyaring bahan organic.
Berat tanah ditentukan
oleh porositas tanah dan padatan tanah yang renggang pori- pori mempunyai bobot
kecil persatuan volume yang padat dan berbobot tinggi persatuan volume. Bahan
organic memperkecil berat isi tanah karena bahan organic jauh lebih ringan dari
pada mineral, dan bahan organic dapat menperbesar bulk density tanah. Nilai
bulk density tanah dapat memperlihatkan tekstur, struktur lapisan pada tanah,
pengelolaan tanah, pengaruh sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman
dapat dinilai dari kaitan pertumbuhan tanaman dengan isi tanah. Berdasarkan hal
tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk mengadakan praktikum buljk density
dan porositas agar kita dapat memilih dan mengetahui media tumbuh tanaman yang
akan dibudidayakan.
Tujuan dilaksanakannya praktikum
mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam
tanah. Sedangkan Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada
pembaca khusunya mahasiswa untuk mengetahui tinggi atau rendahnya porositas
tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian tanaman yang sesuai dengan tanah tersebut.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerapatan isi
(Bulk Density)
Bulk Density atau
kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan perbandingan
antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori
tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat
suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau
ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc. Beberapa
jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah
andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk
Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap
hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).
Bulk density atau kerapatan
massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan,
daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll. Sifat fisik tanah
ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel
tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh
karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak
bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral
kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan
bahan organik di dalam tanah
sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya
kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jika berbeda maka terdapat
variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik (Madjid, 2010).
Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle
density jika particle density tanah sangat besar maka bulk density juga besar
pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk
density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi maka
partikel density dan bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel
density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di
dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka
kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga
tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam
agregat tanah (Hanafiah, 2004).
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density
Bulk density
dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik. Bulk Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek
budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai bulk density
salah satunya adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan
organik tinggi akan memiliki nilai bulk density rendah begitupula sebaliknya,
selain itu bulk density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah
dan bahan mineral tanah (Sutedjo, 2002).
Nilai dari
berat volume bulk density dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah berstruktur
halus mempunyai porositas tinggi
dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik
memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari
pada mineral dan bahan organik yang akan
memperbesar porositas (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah
organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan
tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung
pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan,
struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat
dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan
organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada
mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Madjid, 2010).
Timbulnya
proses pembentukan struktur di horizon-horizon bagian atas dari bahan induk ini
mengakibatkan bulk density lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah
organik memiliki nilai bulk density yang rendah dibandingkan dengan tanah
mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik
itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya bulk density
itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah
karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan
oleh porositas dan padatan tanah (Andri, 2011)
Semakin
masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah semakin naik. Tampaknya ini
akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta
pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya. (Sutedjo,2002).
Adapun
faktor lain yang mempengaruhi bulk density yaitu kandungan kadar air apabila
suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka bulk density di
daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Menyatakan bahwa bulk density dan
kadar air berbanding terbalik , hal ini dibuktikan apabila tanah dapat menyerap
air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan di dalam
agregata tanah banyak menyimpan air, kadar air erat hubungannya dengan tekstur
tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki kandungan
bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya
melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di dalam agregat tanah
sebaliknya tanah yang memiliki kandungan bahan organik sedikit (Madjid,2010).
2.3 Hubungan bulk density dengan kesuburan dan
pengolahan tanah
Bulk density
merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk
densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk
tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk
memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan
2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 2003).
Tanah lebih
padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian
atas mempunyai kandungan bulk density yang lebih rendah dibandingkan tanah
dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang
umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki
nilai bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3
– 0,9 gr/cm3
pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak
mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,
kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno,
2003).
Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat hubungan
proporsi fase padat (m3\m3) = kerapatan isi\berat jenis butiran porositas
(m3\m3) = 1- (kerapatan isi\ berat jenis butiran. Untuk setiap kelas tekstur berat isi menggambarkan keadaan struktur dan
porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan
tanaman dapat dinilai atau ditentukan dari kaitan
pertumbuhan. Nilai bulk
density dapat menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya,
kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat
drainase dan kemudahan tanah ditembus akar (Pedro, 2001).
2.4 Porositas tanah
Porositas adalah
total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan
udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik
makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan
sebagian pori meso terisi oleh
udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Pedro, 2001).
Pori tanah
adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati
udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah
adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat (Hanafiah, 2004).
Tanah dengan struktur lemah
atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah
untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk
memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan
penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.
Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai
porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan nilai partikel
densitynya (Hardjowigeno, 2003).
Pori tanah
jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori
meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan
sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan
oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti
pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat
yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang,
yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi.
Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah tergantung pada
keadaan tanah (Madjid, 2010).
2.5 Faktor-faktor
yang mempengaruhi porositas tanah
Porositas tanah
dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur tanah,
kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik
tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas
yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang
pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah
dengan kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 2003).
Porositas
butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur. Tanah dengan
tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas.
Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Tanah dengan
struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel tekstur dan
antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati
oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi
mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang
besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara. Pada tanah yang
lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu dipenuhi udara,
konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori. Pori-pori yang
kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler (Madjid,
2010).
2.6 Hubungan porositas terhadap produktivitas tanaman pertanian
Porositas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena dimana jika
pori didalam tanah kurang maka kurang udara/oksigen didalam tanah. Adapun
beberapa pengaruh jika tanah memiliki pori yang baik : Memaksimalkan penyerapan
air, memberi banyak persediaan air dalam tanah, mengurangi resiko air
tergenang, menampung air hujan sehingga tidak terbuang kelaut sia-sia,
menyelamatkan kehidupan biota tanah, dll. Dengan adanya porositas tanah yang
baik maka pertumbuhan tanaman juga baik karena banyak persediaan air dalam
tanah, sehingga pertumbuhan tanaman beserta hasil produksinya banyak dan
memiliki kualitas yang baik, produktivitas tanaman pertanian bisa meningkat dan
lebih memajukan pertanian (Pairunan, 1992).
III. METODE
PERCOBAAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Bulk Density, Particle Density dan Porositas ini dilaksanakan pada hari Kamis 18 November 2015 pada pukul 10.00 WITA sampai selesai, di
labolatorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah ring sampel, palu dan ring drivesr (peralatan untuk
memasukkan ring sampel kedalam tanah), piston beban berdiameter 1 mm lebih
kecil dari pada diameter dalam ring sampel, beban seberat 5 kg, pisau atau
gergaji besi berpegangan, karet penyambung, stopwatch, dan lup. Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah sampel tanah utuh dengan agregasi yang baik, dan air.
3.3 Prosedur Kerja
a.
Persiapan . (i) Sebelum memulai proses pengambilan sampel
‘tanah utuh’ dengan ring sampel, periksa apakah tanah dalam keadaan kadar air
yang optimal untuk memasukkan ring (tidak terlalu basah atau kering). Bila
tanah terlalu basah (mendekati jenuh air), ring akan mudah dimasukkan, tetapi
setelah ring dimasukkan, tanahnya tidak akan keluar bersama ring karena adhesi
tanah terhadap ring sangat kecil. Sebaliknya, bila tanah terlalu kering, ring
akan sulit dimasukkan. Memaksakan untuk memasukkan ring ke dalam tanah yang
kering sekali akan merusak sampel tanah, sehingga kondisi tanah menjadi ‘tidak
utuh’ lagi. Karena itu, jika tanahnya kering sekali, siramkan air secukupnya
(jangan sampai menjadi terlalu basah), lalu diamkan selama sekitar 10 menit
sebelum mulai memasukkan ring ke dalam tanah. (ii) Pengambilan sampel tanah
utuh juga hanya bisa dilakukan pada tanah yang memiliki kohesi yang dapat
membentuk agregat. Tanah bertekstur pasir tidak memiliki agregat dan tidak
memiliki struktur, sehingga perlu dan tidak dapat diambil sampel tanah utuhnya.
b.
Bersihkan permukaan tanah dari tumbuhan dan serasah.
c.
Masukkan tiga ring sampel menggunakan drivers dan palu
sampai bagian atas ring terbenam sekitar 2 cm dari permukaan tanah. (Palu
digunakan bila ring sukar menembus tanah).
d.
Keluarkan ring bersama tanah yang ada di dalamnya dengan
cara menggalinya secara hati-hati dari sisi ring, sedemikian rupa sehingga
tanah di dalam ring tidak terganggu.
e.
Ratakan ring dengan pisau atau gergaji besi yang telah
disediakan. Untuk menghindari permukaan tanah di dalam ring tidak rata karena
bongkat tanah tercungkil keluar, perataan sebaiknya dilakukan secara bertahap.
Usahakan agar tanah di dalam ring tidak mengalami pemadatan karena tekanan
selama proses perataan.
f.
Sebelum dimasukkan kedalam oven, timbanglah berat tanah
bersama ring. Catat berat basah tanah dan berat ring ke dalam lembar data.
g.
Salah satu dari tiga ring yang berisi tanah dimasukkan ke
dalam oven selama 24 jam pada suhu oven 105ºC.
h.
Setelah di oven keluarkan ring bersam tanahnya.
i.
Catat hasil penimbangan pada lembar data.
4.1
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 6. Lembar
data perhitungan kerapatan isi dan pori tanah dengan kepadatan berbeda.
Data
|
Ring
1
|
Ring
2
|
Ring
3
|
Berat ring (g)
|
94,49
|
109,2
|
112,4
|
Diameter dalam ring (mm)
|
5,6
|
7,5
|
6,3
|
Tinggi ring (mm)
|
7,3
|
4
|
5,6
|
Berat tanah + air + ring (g)
|
409,5
|
334,4
|
365,5
|
Berat tanah + ring (berat setelah di ovenkan) (g)
|
381,2
|
317
|
307,4
|
Tinggi tanah setelah dikompakkan
|
-
|
-
|
-
|
Volume air yang diberikan (mL)
|
-
|
-
|
-
|
Volume air yang tertampung dalam beaker
|
-
|
-
|
-
|
Kecepatan air menetes (tetes/menit)
|
-
|
-
|
-
|
Kerapatan isi (g cm-3)
|
1,06
|
1,79
|
0,314
|
Total pori
(f) (m3m-3)
|
0,6
|
0,33
|
0,89
|
Keberadaan pori makro (‘banyak’/’sedikit’)
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Sumber
data primer 2015
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum maka hasil yang
diperoleh yaitu berat ring 1 sebesar 94,49, berat
ring 2 sebesar 109,2, berat ring 3 sebesar 112,4. Diameter dalam ring lapisan 1
sebesar 94,49 cm, lapisan 2 sebesar 109,2 cm, lapisan 3 sebesar 112,4 cm.
Tinggi ring lapisan 1 sebesar 7,3 cm, lapisan 2 sebesar 4 cm, lapisan 3 sebesar
5,6 cm. Berat tanah + air + ring (g) pada lapisan 1 sebesar 409,5 g, pada
lapisan 2 sebesar 334,4 g, pada lapisan 3 sebesar 365,5 g. Berat tanah + ring
(berat setelah di ovenkan) pada lapisan 1 sebesar 381,2 g, pada lapisan 2
sebesar 317 g, pada lapisan 3 sebesar 307,4 g. Kerapatan isi pada lapisan 1
sebesar 1,06 g cm-3, pada lapisan 2 sebesar 1,79 g cm-3,
pada lapisan 3 sebesar 0,314 g cm-3. Total pori pada lapisan 1
sebesar 0,6 m3m-3, pada lapisan 2 sebesar 0,33 m3m-3,
pada lapisan 3 sebesar 0,89 m3m-3. Keberdaan pori dari
ketiga lapisan sama-sama sedikit.
Dimana sesuai dengan pendapat Hakin, dkk (1986)
bahwa Bulk Density atau kerapatan isi merupakan
perbandingan antara berat tanah kering oven dengan volume tanah, termasuk
volume pori-pori tanah. Contoh tanah yamg digunakan untuk untuk menentukan
berat jenis harus diambil secara hati-hati dari dalam tanah dan tidak boleh
merusak struktur aslinya. Sedangkan Porositas menurut Foth H.D (1988) adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat.
Susunan butiran tanah menentukan jumlah dan sifat pori. Terganggunya
struktur asli dapat mempengaruhi jumlah pori tanah demikian pula berat per
satuan volume. Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa
tanah tersebut memiliki kerapatan tanah dan kerapatan isi yang rendah sehinnga
tingkat porositas yang dimiliki tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi
terhadap tanah menunjukkan bahwa tanah tersebut tergolong subur (Hardjowigeno,
2003).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume
menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan
termasuk volume pori-pori tanah diantaranya.
Bulk density, particle density dan
porositas tanah memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dalam menentukan
tingkat kesuburan tanah serta sangat berkaitan satu sama lain. Porositas tanah
dipengaruhi oleh bulk density dan particle density-nya. Apabila nilai bulkdensity
dan particle density-nya rendah maka nilai porositas tanahnya akan tinggi,
begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
Sebaiknya
laboratorium yang akan digunakan pada saat praktikum sudah dikonfirmasi
terlebih dahulu ketersediaannya agar tidak mengganggu jalannya praktikum dan
pada saat praktikum sebaiknya para praktikan dapat hadir tepat waktu dan
menyimak dengan baik jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Andri. 2011. Bulk Density. Diakses pada halaman website http://www.scribd.com/doc/57926062/Laporan-Bulk-Density pada
tanggal 28 November 2013. Makassar.
Hanafiah,
Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
PT. RajaGrafindoPersada. Pada tanggal 11 Maret 2013. Jakarta.
Hardjowigeno,
H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Pada tanggal 17 Juni 2012 pukul 11.00 WITA.
Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Diakses tanggal 07 Juni 2011
Sutedjo. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Tanggal 22 Juli 2010
pukul 12.00 WITA.
Pedro, A. Sanchez. 2001. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika.
ITB Bandung. Bandung. Diakses tanggal 30 November 2007.
Tim Asisten Laboratorium. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada tanggal 01 Desember 2013.
Pairunan
A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi H.1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
BKPTN Indonesia bagian Timur. Makassar. Pada tanggal 13 agustus 2014.